Friday, 24 July 2015

Perlukan Mudik Lebaran?

Cuplikan dari sebuah tulisan : ...TRADISI MUDIK LEBARAN DALAM TINJUAN ISLAM...

Sebagian besar kaum Muslimin di negeri kita mengira, bahwa mudik lebaran ada kaitannya dengan ajaran Islam, karena terkait dengan ibadah bulan Ramadhan.
Sehingga banyak yang lebih antusias menyambut mudik lebaran daripada mengejar pahala puasa dan lailatul qadr, terlebih lebih pada 10 hari terakhir ramadhan.
Dengan berbagai macam persiapan, baik tenaga, finansial, kendaraan, pakaian dan oleh-oleh perkotaan.
Ditambah lagi dengan gengsi bercampur pamer, mewarnai gaya mudik.
Kadang dengan terpaksa harus menguras kocek secara berlebihan, bahkan sampai harus berhutang.
Pada hari lebaran, lembaga pegadaian menjadi sebuah tempat yang paling ramai dipadati pengunjung yang ingin berhutang.

Padahal yang benar adalah, mudik tidak ada kaitannya dengan ajaran Islam karena tidak ada satu perintahpun baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah, setelah menjalankan ibadah Ramadhan harus melakukan acara silaturahmi untuk kangen-kangenan dan maaf-maafan, karena silaturahmi bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dan kondisi.
End...

Catatan :
- Setau saya Rasulullah tidak pernah melakukan mudik lebaran ke kampung halamannya di Mekkah, (beliau tinggal di Madinah sekitar 500 km dari Mekkah). Beliau merayakan lebaran dengan pakaian bagus yang sederhana dengan kegembiraan bersama kaum muslimin di sekitar tempat tinggalnya.
- Disayangkan, mudik lebaran kadang menjadi ajang untuk mengabiskan uang yang sudah dikumpulkan setahunan + THR, yang tidak diajarkan dalam Islam.

Menahan diri

Sharing tentang : .....seri introspeksi akan diri saya sendiri....

Katanya puasa adalah untuk latihan menahan diri, tidak boros, dan to remember the poor, latihan merasakan/mengingat yang miskin ("merasakan kesulitan hidup orang miskin") serta banyak berbagi. Akan tetapi kenapa kalau di bulan puasa kok malah lebih konsumtif dan banyak membelanjakan uang. Dimana letak latihan menahan dirinya ya? Dan kenapa juga kok malah menyiapkan makanan yang enak-enak dan lebih istimewa dari pada bulan-bulan sebelumnya, dimana letak latihan "merasakan/mengingat" penderitaan orang yang miskinnya? :-)
Kalau menyiapkan makanan untuk berbagi kepada orang lain sih, itu yang benar, he..he..he..
Salam

Menahan diri dan memperbanyak ibadah

Sharing ke-2 tentang : .....seri introspeksi akan diri saya sendiri....

Di bulan ramadhan kita dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah secara lebih banyak dan lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Terlebih-lebih pada 10 hari terakhir. Rasulullah mengencangkan ikat sarungnya (tambah lebih rajin dan lebih banyak beribadah), melipat tempat tidurnya dan "menjauhi" istri-istrinya, serta beriktikaf menghabiskan waktunya di Masjid, khususnya pada 10 hari terakhir tsb. Bisa dikatakan justru amal ibadah harus lebih dilipatgandakan intensitas/jumlah dan kualitasnya di periode akhir ramadhan tsb. Begitulah kira-kira yang diteladankan Rasululah SAW.
Nah,.. Bagaimana dengan kita :
- Di hari-hari terakhir ramadhan, sibuk dengan belanja?, beli tiket dan menghabiskan waktu di perjalanan mudik?
- Sibuk membeli baju baru dan barang-barang baru, (bukannya menahan diri tapi malah memuaskan keinginan).
- Sibuk dengan persiapan mudik, kemas-kemas barang (packing) dan menyiapkan oleh-oleh. Sampai-sampai bukannya amal ibadahnya semakin bertambah, eh malah semakin berkurang.

Sudahkah kita mencontoh apa yang diajarkan Rasulullah? Semakin akhir hari ramadhan, semakin banyak ibadah beliau (semakin menjauh dari "duniawi").
Salam

Baju Baru Lebaran?

Cuplikan dari suatu tulisan tentang "...Memakai baju terbaik/bagus pada saat lebaran bukan berarti harus baju baru..."

Diriwayatkan oleh Bukhori, 948 dan Muslim, 2068 dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, beliau berkata,
“..Umar mengambil jubbah dari sutera tebal yang dijual di pasar. Beliau mengambilnya dan diberikan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini, berhias dengannya untuk hari raya dan (menerima) tamu utusan.”
Maka Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,

,إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لا خَلاقَ لَهُ“

"Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak dapat bagian (di akhirat).”

Dan cobalah perhatikan hadits dan riwayat berikut ini ;

Syekh Ibnu Jibrin dalam Fatawa Syekh Ibnu Jibrin, 59/44 menjelaskanAl-Haifz Ibnu Jarir rahimahullah berkata, “Diriwayatkan dari Ibnu Abu Dunya dan Baihaqi dengan sanad shahih sampai ke Umar, bahwa beliau memakai baju yang terbaik pada dua hari raya (idul fitri dan idul adha).”Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Disunnahkan bagi laki-laki pada hari raya untuk berhias dan memakai pakaian yang terbaik.” (Majmu Fatawa Wa Rosail Ibnu Utsaimin, 13/2461)

Nah, jadi Rasulullah tidak menganjurkan umat-nya untuk memakai pakaian terbaru, melainkan Rasulullah menganjurkan untuk berpakaian yang terbaik.

Salam
Catatan :
Menahan diri dari membelanjakan uang untuk membeli baju baru adalah akan lebih baik (namun cukup memakai baju bagus terbaik yang kita sudah punya), sebagaimana spirit menahan keinginan yang "diajarkan" selama berpuasa. Dan uangnya bisa digunakan untuk berbagi kepada yang membutuhkan.

Rindu Ramadhan

Kalaupun bulan Ramadhan tahun ini bisa diperpanjang 1 atau 2 bulan lagi, belum tentu fisik maupun mental kita kuat untuk melaksanakan puasa lanjutan tsb tanpa henti, karena Allah SWT lah yang lebih tau akan kebutuhan manusia ciptaanNya. Namun tetap saja pada sebagian orang (yaitu orang-orang yang memahami manfaat dan nikmatnya Ramadhan) ada rasa rindu dan "sedih" akan ditinggalkan oleh bulan ramadhan tahun ini. Oleh karena itu semoga saja kita bisa bertemu kembali pada bulan Ramadhan yang akan datang. Amin.
Catatan:
Selain di bulan Ramadhan, walau kita tidak diperbolehkan berpuasa terus menerus (dari hari ke hari tanpa henti), namun kita masih bisa melakukan puasa Senin-Kamis, puasa Daud dan lainnya.

Mensikapi Lebaran

3 Hal Setau Saya

1. Setau saya Rasulullah tidak melakukan mudik lebaran. Sebagaimana yg kita ketahui Rasulullah lahir dan besar di kota Mekkah dan tinggal di kota ini sampai beliau berumur sekitar 50 tahun. Kemudian beliau merantau (hijrah) ke kota Madinah dan menetap di sana selama kurang lebih 12 tahun sampai beliau wafat. Setau saya selama beliau di Madinah beliau tidak pernah melakukan yg namanya mudik lebaran ke kampung halaman dimana beliau tentu juga secara manusiawi sangat rindu sama alamnya, masyarakatnya, makanan khasnya dan juga ada Ka'bah di kota kelahirannya yg sangat ia rindukan.

2. Setau saya Rasulullah tidak membeli baju baru ketika merayakan lebaran, namun cukup dengan memakai pakaian bagus terbaik yg beliau miliki.

3. Setau saya selama bulan ramadhan, Rasulullah tambah sibuk beribadah dan terlebih-lebih pada 10 hari terakhir ramadhan. Beliau tinggal dan beri'tikaf di masjid dan tidak keluar dari masjid kecuali untuk keperluan mendesak yg tidak bisa diselesaikan di dalam masjid seperti mandi dan buang hajat. Waktu-waktu beliau di habiskan di dalam masjid dan tidak pergi kemana-mana selama 10 hari terakhir tsb. Beliau "menjauhi" istri-istrinya, melipat tempat tidurnya yg sederhana itu dan mengencangkan ikat sarungnya untuk terus dan terus beribadah. Beliau mengurangi aktivitas duniawi dan khusuk beribadah dan i'ktikaf.

Menurut saya Rasulullah mencontohkan kesederhanaan dgn kemampuan terbaik tanpa memaksakan diri dan tidak boros dalam kegembiraan lebaran.

Nah.. Mengapa hal-hal yg dicontohkan dan yg menjadi tuntunan ini kok terlihat sangat kontras berbeda dgn yg dilakukan sebagian besar umat Islam kalau memasuki hari-hari terakhir ramadhan dan lebaran ya. Mereka sibuk dgn membelanjakan uangnya, belanja baju baru, baran-barang baru dan oleh-oleh, sibuk dgn perjalanan mudik dan sibuk dengan pengeluaran uang lainnya. Kadang malah sampai berhutang. Padahal dengan berpuasa sebulan penuh adalah merupakan latihan untuk menahan diri, mengurangi makan dan banyak bersedekah kok malah yg terjadi bisa sebaliknya ya : makanan enak-enak dan istimewa, pakaian baru, barang-barang baru, perjalanan yg menghabiskan banyak anggaran dan akibatnya mungkin anggaran untuk berbagi jadi berkurang dan ibadahpun semakin berkurang.

Semakin dilatih untuk menahan diri mengendalikan keinginan dan hawa nafsu, malah menjadi semakin besar godaan dan keinginan untuk memperturutkannya (termasuk untuk membelanjakan uang yg dimiliki). He..he..he...

Kenapa bisa begitu ya?

Belum pernah mudik lebaran

Belum pernah mudik lebaran ke kampung halaman selama 24 tahun.

Sejak pertama kali saya merantau (bahasa kerennya hijrah :-)), saya belum pernah melakukan mudik lebaran ke kampung halaman tercinta  selama sudah lebih dari 24 tahun. Bukan karena saya tidak rindu sama kampung halaman beserta semua keluarga besar yang ada di sana, dan bukan pula karena dalam rangka berhemat, karena (saya bilang sama Allah SWT bahwa biaya tiket dan hotel selama perjalanan mudik saya kumpulkan dan saya gunakan  untuk berbagi kepada yang membutuhkan) akan tetapi adalah karena saya senang menikmati ramadhan dan lebaran dengan keluarga kecil kami seadanya.
Nah,..kalaupun saya mau liburan ke kampung halaman, biasannya saya lakukan ketika "low season", yaitu ketika harga tiket dan hotel lagi murah dan tidak ada event lain kecuali atas kedatangan kami ke kampung halaman, sehingga kami bisa enjoy keindahan alamnya, makanannya (rendangnya, satenya, ketupat sayurnya, kelapa mudanya, gulai kakapnya, lemangnya, palainya/pepes ikannya, dll he..he..he..) dan bersilaturrahmi dengan sanak keluarga.

Dan kami pun tidak pernah membeli baju baru dan sarung serta mukena untuk merayakan lebaran sudah sejak 24 tahun tsb (termasuk bagi kedua anak-anak kami sejak mereka lahir 17 tahun yang lalu), namun cukup menggunakan baju terbaik yang sudah ada walau tidak baru. Nah, rahasianya adalah kami membeli baju ketika suasana lebaran sudah usai (biasanya 5 hari setelah lebaran) dimana toko-toko pakaian lagi mendiskon besar jualannya (dari pada mereka harus mengeluarkan biaya return/pengembalian barang, biaya transportasi dan biaya penyimpanan stock pakaian mereka yang masih ada), biasanya bisa diskon sampai lebih dari 70%, kami membelinya untuk kebutuhan beberapa tahun ke depan, sehingga kami belanjanya tidak setiap tahun. Demikian sedikit berbagi tips.
Salam

Harga murah

Bukanlah saya senang dengan adanya krisis dunia terutama situasi keuangan dan ekonomi negara yang terjadi di Yunani, dan bukan pula saya senang karena melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional (atas keduanya justru saya turut merasa prihatin), namun yang saya senang adalah turunnya harga-harga saham (termasuk saham perusahaan bagus yang tadinya sepertinya sangat sulit bisa murah), Jadi ya santai saja, enjoy it slowly sambil menunggu 5 tahun lagi ke depan, Alhamdulillah saya bisa membeli saham dengan harga murah tanpa nawar.
Salam

Turut Prihatin

Turut Prihatin akan 2 hal.
1.- Beberapa hari menjelang lebaran harga kebutuhan pokok pada naik terutama daging dan ayam. Solusinya menurut saya adalah ya nggak usah beli daging dan ayam, kalau mau beli bisa lain waktu dan tunggu sampai murah. Sedangkan untuk merayakan hari kemenangan idul fitri bisa dengan makanan lainnya yang juga bergizi dan sehat.
2.- Karena perjalanan mudik mau lebaran, sampai denga hari ini H-3 sudah sekitar 205 orang yang meninggal karena kecelakaan (saya turut berduka dan prihatin). Namun dikemudian waktu salah satu solusinya menurut saya adalah berlebaran tidak harus mudik, cukup dilakukan di tempat masing-masing. Dan kalau mau bersilaturrahim dan bermaaf-maafan dengan keluarga besar di kampung halaman bisa dilakukan di lain waktu yang lebih senggang dan sesuai situasi.
Salam

Baju Lebaran

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar. Allahuakbar walillahilham.
- Seperti biasanya kami tidak memiliki baju baru dalam merayakan lebaran.
- Namun cukup menggunakan baju terbaik yang kami punya.
- Baju lebaran saya kembali dikeluarkan dari dalam lemari.
- Baju lebaran ini sudah saya pakai sejak 5 tahun yang lalu dan kondisinya masih baik.
- Harganya relatif tidak mahal karena berbahan dasar kain putih seperti kain kafan, namun cukup nyaman untuk dikenakan.
Salam dan mohon maaf lahir dan bathin.

Thursday, 23 July 2015

Anjuran berinvestasi

...Anjuran akan berinvestasi...
Walau apapun kondisinya dan bagaimanapun keadaannya, teruslah berinvestasi dan berinvestasi. Teruslah menanam dan menanam kebaikan.

Kira-kira begini akhlaq tentang menanam:
Walaupun besok akan datang kiamat dan walau umur kita tidak akan pernah sampai, namun teruslah menaman dan menanam. Karena setiap tanaman yang kita tanam, kita akan mendapatkan pahala dan balasan yang baik pada setiap batangnya, sekalipun umur kita tidak akan sampai untuk menikmati hasil /buahnya kelak.
Demikian tafsir bebas dari apa yang diajarkan Rasullullah Muhammad SAW tentang anjuran untuk menanam.
Salam dan selamat berinvestasi.

Investasi Saham Syariah

=...Investasi Saham Syariah...=

Langkah awal tentang bagaimana memilih perusahaan yang baik, yang akan kita beli sahamnya.  

Target kita dalam mencari perusahaan yang baik yang akan kita beli sahamnya (dalam rangka berinvestasi) adalah untuk menemukan/mendapatkan 1 atau 2 perusahaan saja dari raturan perusahaan yang terdaftar di bursa saham, asalkan pilihan tsb adalah perusahaan yang terbaik yang paling menjanjikan, di sektor industri yang prospektif dan dibeli hanya ketika harganya murah.

Pilihlah sektor industri yang prospektif.

- Sektor industri yang prospektif adalah sektor industri yang menurut analisa dan perkiraan kita akan bertahan lama dan masih terus mendatangkan keuntungan yang baik bagi pemilik sahamnya sampai dengan lebih dari 50  tahun ke depan. Untuk memperkirakan ini bisa dengan melihat masa lalunya (past performance to predict future performance).

- Biasanya produk/jasa dari sektor ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara luas dan menjadi kebutuhan dasar yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

- Sebagai contoh, misalnya bisa berupa consumer goods (makanan, minuman atau obat-obatan), jasa keuangan/perbankkan atau industri kebutuhan dasar dan sarana yang vital dalam kehidupan masyarakat.  

Pilihlah 1 atau 2 perusahaan terbaik dari sektor tsb:  

Daftar calon/candidate perusahaan-perusahaan bisa kita dapatkan dari berbagai sumber misalnya dari daftar 10 atau 20 perusahaan terbaik yang dikeluarkan oleh berbagai agen dan istitusi yang melakukan penilaian terhadap banyak perusahaan dan memilih yang terbaik. Publikasi ini bisa kita dapatkan dari berbagai sumber media cetak atau internet. Sumber calon lainnya bisa kita peroleh dari 10 atau 20 daftar kapitalisasi pasar terbesar dari perusahaa-perusahaan yang berada di pasar saham.   (Kapitalisasi pasar adalah harga total dari suatu perusahaan melalui perkalian antara harga sahamnya dengan jumlah lembar saham yang beredar/disetor penuh). Daftar urut kapitalisasi pasar perusahaan terbesar ini juga bisa kita dapatkan dari media dan internet.  Dan pilihlah perusahaan yang kuat dan besar dengan nilai total aset yang juga besar (minimal Rp 20 Triliun), bisa dilihat dari laporan keuangannya pada bagian neraca (balance sheet).

Nah setelah kita mendapatkan 10 - 20 daftar perusahaan-perusahaan terbaik tsb, selanjutnya lakukanlah pemeriksaan awal berikut ini.

- Hindari perusahaan yang mengandung/melakukan praktek riba seperti perbankkan konvensional (kalau nggak salah ada sekitar 4 - 5 perusahaan perbankkan yang masuk ke dalam 20 perusahaan besar yang terbaik yang telah kita dapatkan. Atau industri otomotif yang memiliki unit bisnis kredit kepemilikan kendaraan secara hutang dan bunga (riba).

- Hindari perusahaan rokok, karena rokok selalu menjadi produk dan industri yang kontroversi dan penuh dengan aturan yang cukup banyak. Walau saat ini ia adalah perusahaan yang besar dan bagus, namun dalam jangka panjang banyak ketidakpastian dan akan cukup sulit untuk diperkirakan.

- Hindari perusahaan yang mengandung kegiatan/tujuan syirik yang menyiapkan tempat-tempat melakukan syirik.

- Hindari perusahaan yang sarat dengan teknologi dan yang tergantung pada kemajuan teknoligi informasi, karena kedua hal ini akan sulit di perkirakan kondisinya dalam puluhan tahun mendatang. Teknologi informasi akan mudah sekali perubah dan menjadikan yang lama dengan mudah jadi ketinggalan. Begitu juga industri yang padat teknologi seperti otomotif.

- Hindari perusahaan yang membuat atau menjual minuman yang mengandung alkohol dan yang memabukkan atau makanan haram, termasuk yang berupa swalayan atau penerbangan kelas bisnis/eksekutif yang menyediakan/menjual minuman beralkohol.

- Hindari perusahaan pertambangan yang melakukan pengrusakan alam secara berlebihan, dan pertambangan yang produknya sangat mudah terpengaruh dengan harga komoditas dunia sehingga menjadikannya dalam jangka panjang menjadi tidak menentu.

- Dan hal-hal lainnya yang tidak sesuai dengan syariah.  

Setelah kita mengeluarkan perusahaan-perusahaan yang harus kita hindari dari uraian di atas terhadap 20 daftar perusahaan terbaik yang sudah kita kumpulkan. Apakah masih ada perusahaan yang masih tersisa?, kalau ada nah itulah calon-calon yang akan kita pilih. Calon-calon yang sudah lulus dari pemeriksaan awal ini bukan berarti otomatis  bisa langsung kita beli sahamnya, namun harus kita lakukan langkah pemeriksaan kedua yaitu pemeriksaan lanjutan dan kalau sudah lulus pada pemeriksaan lanjutan ini, maka setelah itu masih ada tahap pemeriksaan akhir, dan kemudian baru lah akan kita beli sahamnya hanya dan hanya ketika harganya murah.  

Pemeriksaan lanjutan adalah paling tidak ada 4 hal yaitu sbb :

1. Margin laba bersih yang tinggi (NPM, Net Profit Margin)
2. Tingkat pengembalian terhadap aset bersih yang besar (ROE, Return On Equity)
3. Rasio hutang terhadap aset yang rendah (DER, Dept to Equity Ratio).
4. Pertumbuhan keuntungan bersihnya (earning atau EPS growth) lebih dari 15% per tahun.

Apa yang dimaksud dengan NPM, ROE dan DER. (lain kali kita lanjutkan) 

Tahap pemeriksaan akhir adalah : mencari tau tentang tim managementnya, apakah berkompeten, rasional,  jujur dan berintegritas serta bersih dari rekam jejak masa lalunya dari hal-hal yang kurang baik. Serta lihat juga brand nya, cari tau fasilitas dan jaringan usahanya.

Kapan Harganya dikatakan Murah? (Pertimbangannya adalah nilai PER?, Harga sahamnya tidak lebih dari 2 sampai 2.5 x Equitas (aset bersih atau book value), dan bisa juga dengan menggunakan teknik DCF (Discounted Cash Flow). Supaya tulisan ini tidak terlalu kepanjangan, lain kali bisa kita lanjutkan :-) InsyaAllah.

Salam

Investasi Bodong

Berhati-hatilah dengan investasi bodong.

"Tidak ada jalan pintas untuk menjadi sukses, (kecuali melalui jalan-jalan yang tidak baik)"

Untuk mendapatkan imbal hasil / reward yang besar dan istimewa kelak dari suatu investasi, tentulah diperlukan usaha untuk memulainya dengan hal kecil dan kemudian terus menanam dan merawatnya dengan sabar dari waktu ke waktu secara rasional. Karena kalau hanya diiming-imingi dengan imbal hasil yang bombastis dengan cepat tanpa banyak usaha "menanam kebaikan" yang harus dilakukan dan juga tidak ada kejelasan yang masuk akal, maka berhati-hatilah terhadap investasi bodong. Periksalah terlebih dahulu sebelum memilih dan memutuskan untuk mengikutinya. Supaya tidak sampai menyesal dikemudian hari.
Salam

No Work No Pay

Sharing ngaji hari ini : ...NO WORK NO PAY..., ...NO PAIN NO GAIN...

Kalau kita ingin lulus untuk naik ke kelas yang lebih tinggi dan lebih mulia, dan
kalau kita ingin meraih prestasi untuk mendapatkan reward yang lebih besar dan istimewa,
tentulah diperlukan usaha-usaha (efforts) dan ujian (review and test) dalam menyelesaikan setiap tugas, permasalahan, rintangan dan tantangan yang akan dihadapi,
tidak jarang diperlukan kesabaran dalam bekerja keras, analysis dan decision making yang tepat dalam memilih dan mengambil tindakan.

Seperti kata pepatah "nothing's free",
imbalan besar yang akan diterima tsb tentu tidaklah gratis, tetapi kita harus berbuat (action) dan berusaha (struggling).

Demikian kira-kira sepenggal tafsir dari ayat Allah dalam Quran Surah ke-2 : 214.

"...Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga (begitu saja, mendapatkan reward dari suatu keberhasilan dan kesuksesan), padahal belum datang kepadamu cobaan (ujian) seperti yang telah dialami oleh orang-orang sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan sehingga mereka berkata "Kapankah datangnya pertolongan Allah?", Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat..."

Salam dan Selamat Berpuasa, mengendalikan diri dari keinginan dan hawanafsu.

Hidup Sederhana

Kalau diantara sahabat ada yang hidupnya sederhana, berarti kita sama. Karena seorang investor itu hidupnya sederhana, ditambah dengan rajin membaca/belajar, rasional, sabar dan mudah berbagi :-). Yang ia lakukan adalah terus-menerus menanam kebaikan dan berinvestasi untuk masa depan.
Salam

Note :
Dalam Islam, pola hidup sederhana tsb lebih dikenal dengan istilah zuhud, yaitu seseorang yang memilih hidup sederhana, (sekalipun ia berpunya), tidak menilai hidup ini dari uang/materi, ia berpaling dan tidak silau dengan kehidupan materi duniawi, namun lebih mengharapkan kemuliaan akherat dgn dibekali memperdalam/menuntut ilmu. Orientasinya adalah masa depan yaitu kehidupan setelah dari dunia ini, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Puasa dan Investasi

Salah Satu Hikmah Puasa dan Investasi
Puasa adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum mulai dari waktu Subuh sampai Magrib. Selain itu, kita juga tidak boleh melakukan hubungan suami-istri, tidak boleh marah, berdebat dan berkata-kata kotor. Walaupun makanan dan minuman serta istri/suami adalah sah dan halal milik kita sendiri, namun kita harus bisa menahan diri. Begitu juga dalam berinvestasi, ketika kita memiliki uang dan walaupun uang itu adalah sah dan halal milik kita sendiri namun harus bisa menahan diri untuk tidak membelanjakannya dan lebih baik menginvestasikannya, kemudian bersabar di dalam menjalankannya, tidak tergesa-gesa membeli ketika harga murah tapi tunggulah sampai lebih murah lagi dan juga tidak tergesa-gesa untuk segera menjualnya ketika harga naik, barangkali juga akan lebih naik lagi, he..he..he.. 
Salam dan selamat berbuka puasa.

Wednesday, 22 July 2015

Membaca itu membahagiakan

Karena hobi membaca, membuat saya membaca buku apa saja (asalkan jangan yang terlalu ekstrim dan negatif). Mulai dari buku-buku tentang psikologi, management, kesehatan, keuangan, buku-buku agama sampai kitab Al Quran, Hadis, Kitab Bible Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama pun saya baca, oya juga nggak lupa membaca buku pelajaran anak-anak saya sambil menemani mereka belajar dan membaca. Membaca adalah kesenangan dan mencukupi kebutuhan hidup saya. Kalau sudah mendapatkan buku yang saya baca, rasanya waktu berjalan cepat dan saya sudah bisa "diam" dan seakan-akan tidak lagi perlu apa-apa, hanya seakan-akan lho ya he..he..he...:-)
- Dan menurut saya, dengan banyak membaca kita menjadi terbiasa melihat berbagai sudut pandang yang berbeda karena antara isi dan menurut suatu buku dengan buku lainnya bisa berbeda, sehingga insyaallah kita menjadi lebih bijak melihat perbedaan tanpa harus memaksakan pendapat sendiri.
- Dengan banyak membaca, insyaallah kita lebih memiliki pendirian yang tidak mudah terombang-ambing oleh berita.
Salam.

Note :
Sekedar berbagi informasi bawah perintah membaca (Iqra'), adalah ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW di gua Hira' di gunung/jabal Nur, pada bulan Ramadhan di malam lailatul qadhar. (Tafsir dari masud membaca di sini bisa juga tidak hanya sekedar membaca namun sekalian mempelajarinya dan memahami maksud dan hikmahnya).
Yang terjemahan bebasnya (ke dalam bahasa Indonesia) adalah sbb :

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
1. Bacalah...! Dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan.
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal "darah".
3. Bacalah...!, dan Tuhanmu lah Yang Maha Mulia.
4. Yang mengajar (manusia) dengan "pena".
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

3 pahala yang tidak pernah putus

=.....Berbagi Cerdas Ala Investor.....=

Yaitu melalui 3 amalan yang pahala dan ganjarannya tidak akan terputus walau ia sudah meninggal dunia : sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh.

1. Berbagi materi (sedekah jariah) kepada orang yang kurang beruntung dan benar-benar membutuhkan untuk sesuatu yang esensial dalam hidupnya untuk makan, minum, pakaian dan tempat tinggal secara wajar serta untuk biaya pendidikan (lengkapnya ada pada 8 kelompok orang yang harus di bantu). Ia proaktif mencari dan melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, tidak diketahui oleh orang lain dan tanpa ada publikasi, namun cukuplah Allah dan malaikat-Nya saja yang tau.
2. Berbagi pengetahuan dan informasi secara luas (berbagi ilmu yang bermanfaat kepada siapa saja). Seorang investor berusaha mencukupkan kebutuhan hidupnya dari hasil investasinya sehingga dalam berbagi ilmu ia tidak lagi ada keinginan dan orientasi untuk mencari pendapatan tambahan (kalau pun ada biaya mungkin hanya sekedar menutupi biaya konsumsi dan ruang pertemuan yang dibutuhkan selama pertemuan tsb), namun adalah berbagi secara tulus supaya banyak orang lain yang terbantu dengan ilmu yang bermanfaat.
3. Menyiapkan generasi penerus (anak-anaknya) dengan yang terbaik sehingga bisa meneruskan investasi yang sudah dirintis. Siapkanlah anak-anak dengan pendidikan yang terbaik dan pendampingan yang cukup dari orang tuanya. Sehingga sang anak kelak mampu melanjutkan dan mengembangkan usaha yang sudah dirintis orang tuanya dan pada akhirnya juga mampu menjadi anak yang berguna bagi orang banyak, termasuk melanjutkan kegiatan berbagi materi dan ilmu seperti yang sudah dicontohkan orang tuanya dan kemudian ia juga pandai mendoakan yang terbaik untuk kedua orang tuanya walau kelak mereka sudah tiada.
Salam

Pemuda lebih baik dari pada orang tua

Pemuda yang taat beribadah adalah lebih baik dan lebih istimewa di sisi Allah dari pada orang tua yang taat beribadah.
Begitu juga dalam berinvestasi, anak muda yang berinvestasi akan lebih baik dari pada kalau sudah tua baru ingat, menurut saya tentu sudah terlambat. Jadi berinvestasilah ketika tidak kurang suatu apapun dan masih kuat. Salam

Jenis-jenis investasi

(Maaf tulisan ini masih draft, he..he..he..).
Menurut saya, pembagian jenis investasi yang paling atas adalah ada 2 yaitu :
1. Investasi materi
2. Investasi non-materi
Investasi materi bisa terdiri dari : tabungan, deposito, sukuk/obligasi, reksadana, saham, real estate (properti, sawah, kebun, tanaman dll) logam mulia (emas, perak dll), barang antik, lukisan dll.
Sedangkan investasi non-materi dapat berupa : pendidikan, membaca dan belajar, reputasi/nama baik, pengalaman, berbagi, perbuatan baik, senyum dan baik kepada semua orang, menolong orang lain, ibadah, memaafkan, menasehati, doa, perhatian dan membesarkan anak dll

Dari semua jenis-jenis investasi tsb, menurut saya yang terbaik adalah :
1. Saham
2. Sukuk
3. Real estate (termasuk properti, sawah dan kebun)
4. Pendidikan khususnya untuk anak, (termasuk rajin membaca dan terus belajar)
5. Ibadah, budi pekerti dan perbuatan baik (berbagi, menolong dan menasehati).

Yang menjadi hambatan dan kendala dalam berinvestasi materi biasanya adalah sifat boros, kikir dan gaya hidup. Sedangkan yang menjadi hambatan dalam berinvestasi non-materi bisa jadi adalah perbuatan dosa, malas, takabur dll.
Salam

Investasi itu baik

Investasi itu bisa diibaratkan seperti jalan menuju surga. Tau bahwa itu baik dan banyak yang ingin ke sana, akan tetapi tidak banyak yang melakukannya, kenapa? karena banyak pula godaannya. Setiap mau menyisihkan uang untuk berinvestasi, ada saja godaan untuk membelanjakannya.
Investasi adalah pengendalian keinginan dan hawa nafsu, yang kemudian kita bersabar di dalamnya.
Salam

Investasi vs Pedagang Saham (Trading)

Apa perbedaan antara investasi vs berdagang saham (trading)?

Paling tidak ada 10 perbedaan antara keduanya :

1. Fundamental business analysis vs technical stock analysis (ngeliat grafik saham melulu).
2. Membeli bisnis/perusahaannya vs membeli lembaran sahamnya.
3. Long term vs short term
4. Dividend Oriented vs Capital gain oriented.
5. Low turn over vs high turn over.
6. Investasi adalah gaya hidup sederhana vs trading adalah spekulasi dan tebak harga.
7. Didorong oleh kehendak wajar vs hawa nafsu (greedy).
8. Sabar vs tidak sabaran dan fearfull terhadap uang.
9. Investor senang kalau harga saham turun supaya ia bisa membeli dan menginvestasikan uangnya dengan mendapatkan saham dalam jumlah yang lebih banyak. Sedangkan trader senang harga saham naik supaya dagangannya untung.
10. Perbedaan zakatnya : 10 % dari dividen yang di dapatkan per tahun, sedang modal yang ditanam tidak perlu di zakatkan selama tidak diperjual belikan vs 2.5% dari semua modal dan keuntungan (dividen-nya) per tahun.

5 karakter investor

5 Karakter Penting Seorang Investor :
1. Sederhana
Contoh kesederhaan yang ditunjukkan Warren Buffett diantaranya tentang berpakaian "Saya akan tetap mengenakan pakaian yang masih pantas walau sudah lusuh, kecuali kalau sudah robek dan tidak pantas lagi digunakan" demikian Warren Buffett. Begitu juga dengan masalah makanan, rumah dan mobil yang ia gunakan juga sederhana.
2. Sabar
Contoh kesabaran seorang investor adalah ia akan menahan saham yang sudah dibeli untuk paling tidak 5 - 10 tahun, sabar menunggu bisnisnya berkembang. Begitu juga kalau mau membeli saham, ia akan sabar untuk terus mempelajarinya dan menunggu sampai harganya wajar.
3. Rasional
Tidak bersikap atas rasa optimisme berlebihan dan "cinta buta", namun sesuai dengan fakta, data dan analisanya.
4. Suka membaca
Warren Buffett menghabiskan waktunya antara 6 - 8 jam sehari untuk membaca.
5. Suka berbagi
Warren Buffett sangat suka berbagi dan mendonasikan hartanya dan malah 99% dari kekayaannya akan disumbangkan untuk amal, karena kasederhaannya, ia tidak memerlukan banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Note:
Yang lebih menarik lagi untuk dipelajari/dicermati adalah mengapa seorang investor (yang sukses seperti Warren Buffett dan lainnya) memiliki ke 5 karakter tsb di atas?, apa hubungannya antara seorang investor dengan sifat-sifat : Sederhana, Sabar, Rasional, Suka Membaca dan Suka Berbagi? :-)
Biasanya ke 5 sifat-sifat tsb di atas kita temukan dalam pelajaran akhlaq di sekolah dalam pelajaran agama dan personality, tetapi kenapa munculnya kok di pelajaran investasi ya, he..he..he... Inilah alasannya mengapa saya tidak pernah ragu dengan investasi. Karena antara pelajaran akhlaq dengan pelajaran investasi tidak bisa dipisahkan).

Fondasi yang baik

Sharing an idea:
...Sebagaimana padi di sawah. Kita perlu menyiapkan lahan yang baik sebelum benihnya ditanam, sehingga kelak padi bisa tumbuh dengan subur dan berbuah lebat...
Juga.., sebagaimana sebuah bangunan yang indah dan megah, di bawahnya tentu sudah disiapkan suatu fondasi yang kuat dan kokoh untuk menahan bangunan tsb berdiri di atasnya....
Nah..., menurut saya begitu juga dalam ber-investasi, kita perlu menyiapkan fondasi yang sesuai, kuat dan kokoh sebelum memulai berinvestasi, supaya investasi tsb tumbuh dengan baik tanpa banyak gangguan, tahan menghadapi goncangan, tekanan dan godaan, sehingga kelak dapat berbuah mendatangkan imbal hasil yang baik dan wajar secara terus-menerus dalam jangka panjang...

(Karena kalau kita berinvestasi tanpa didahului dengan menyiapkan fondasi yang baik, biasanya kita akan meletakkan harapan yang berlebihan pada investasi tsb yaitu melebihi perkembangan dan nilai instrinsik dari bisnis itu sendiri, kemudian secara emosional timbul dorongan untuk mendapatkan imbal hasil yang besar secara instant, dan ujung-ujungnya akan  berakhir dengan spekulasi).

Menurut saya paling tidak ada 3 hal yang mejadi fondasi sebelum memulai membangun investasi, apa saja kah itu?
Fondasi pertama adalah penuhi kebutuhan dan kurangi keinginan (karena keinginan itu adalah hawa nafsu).
Fondasi kedua adalah "jauhi hutang".
Fondasi ketiga adalah "jangan sampai lebih besar pasak dari pada tiang".

Bagaimana menurut sahabat?,
Bagaimana cara membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan?, kenapa kita harus menjauhi hutang?, bagaimana caranya supaya tidak sampai lebih besar pasak dari pada tiang?,
Di lain waktu kita bisa diskusikan lebih detail dari masing-masing fondasi di atas.

Salam

Mengasuh Anak

Ketika menemanin anak saya minggu lalu membantu siaran dalam "Saturday English Program" di salah satu stasiun radio di Surabaya, saya berkenalan dengan seorang Bapak-Bapak (seorang wirausahawan di bidang pendidikan). Beliau bertanya ke saya "pekerjaannya apa?", saya jawab "pekerjaan saya adalah mendampingi* anak-anak saya sekolah", beliau terlihat tertegun dan kemudian berkomentar "jarang ya saya mendengar pekerjaan seorang ayah adalah mendampingi anak-anaknya sekolah?, jabatan yang cukup langka", katanya heran. "alangkah bahagianya anak-anak tsb" kata si Bapak tsb melanjutkan. Ketika ia bertemu dengan anak saya sehabis siaran, dia bertanya kepada anak saya "apa rasanya didampingi dan ditemani ayah sekolah?". Dan entah karena pandai membesarkan hati ayahnya, anak saya menjawab "saya pernah merasakan dua hal, sudah pernah  merasakan menjadi seorang anak yang ayahnya sibuk bekerja dan sekarang saya juga merasakan bagaimana ayah mendapingi saya sekolah, jadi terasa lebih kaya pengalaman" kata anak saya. "oo...." jawab kenalan baru tadi.. (namun saya kurang paham maksudnya). Salam
Catatan:
*bahasa aslinya sih "mengasuh anak", kalo bahasa gayanya "coach and friend", he..he..he..

Kelompok yg ke 3

Kriteria perilaku yang ke -3 adalah "Rich People". Seperti apa mereka?

- Pengeluaran mereka yang utama dan terbesar adalah untuk 3 hal yaitu investasi, pendidikan dan berbagi. Bukan untuk konsumsi. Mereka lebih suka membeli aset dan berinvestasi dari pada membeli barang-barang konsumtif. Orientasi mereka adalah pasive income dari hasil usaha dimana ia menanamkan modalnya.
- Mereka tidak terlalu mementingkan gaya hidup, kalau dibandingkan dengan kelompok middle class, maka mereka terlihat ketinggalan dalam hal gaya. (Malah kadang mereka tidak terlihat seperti orang kaya).
- Salah satu investasi terbaik mereka selain bisnis/perusahaan, saham, obligasi dan real estate (properti dan lahan) adalah pendidikan (baik yang formal atau pun informal), mereka percaya akan pentingnya pendidikan dalam hidup manusia. Kebiasaan mereka adalah rajin membaca dan terus belajar. Lebih banyak membaca buku disamping membaca berita.
- "Ia lebih pandai mendapatkan uang dari pada membelanjakannya."
- Memilih hidup sederhana (relatif), yaitu kehidupan di bawah kemampuan financial-nya. Walau ia mampu lebih mewah, tapi memilih untuk sederhana dan tidak boros.
- Ia tidak pernah menganggap keuntungan yang ia peroleh dan semua uang yang ia miliki itu adalah "miliknya sendiri", sehingga ia tidak akan menghabiskan dan membelanjakannya begitu saja, tetapi ia gunakan untuk ditanam kembali (berinvestasi) supaya terus berkembang dan mendatangkan imbal hasil yang baik, kemudian untuk biaya pendidikan dan untuk berbagi kepada yang membutuhkan.
- Dalam hal berbagi pun ia tidak banyak pamer, ia tidak mudah untuk berbagi kepada hal-hal yang hanya untuk mencari nama dan supaya dikenal orang, bukan untuk suatu permintaan yang populis dan selebritis, namun adalah untuk memenuhi kebutuhan yang esensial dalam hidup orang yang akan dibantu. Dialah yang aktif mencari mereka yang membutuhkan tsb.
- Bagi mereka berbagi itu adalah suatu kebahagiaan dan senyuman.
- Kalau 2 kriteria sebelumnya (broke and middle class) membeli sesuatu atas dasar keinginan dan hedonisme. Maka rich people ini membeli dan mengeluarkan uang lebih karena memang untuk sesuatu yang dibutuhkan dalam hidup sehingga pengeluarannya sedikit dan masih banyak uang yang tersisa, itulah makanya ia sangat mudah untuk berbagi.
- Kalau 2 kriteria sebelumnya membeli sesuatu adalah untuk dirinya dan keluarganya, maka rich people : (setelah kebutuhannya dan keluarganya terpenuhi secara tidak berlebihan), orientasinya adalah supaya semakin hari semakin besar yang ia bisa berbagi kepada orang lain.
- Yang dimaksud dengan kriteria rich people di sini bukanlah berdasarkan seberapa banyak uang dan harta yang ia miliki, namun lebih sebagai perilaku dan karakternya. Gambar di bawah (Warren Buffett, Bill Gates dan Pak Lo Kheng Hong) hanya sebagai contoh. Siapapun sebenarnya bisa masuk ke dalam kelompok/kriteria rich people, walau uang dan hartanya tidak banyak (karena kekayaan itu relatif dan uang tentu tidak akan pernah memuaskan nafsu manusia), asalkan perilakunya sesuai dan Insaallah ia akan kaya dengan sendirinya perlahan-lahan.
- Pada akhirnya, “Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta dan benda, tetapi kekayaan sebenarnya ialah kaya hati. (Hadis Rasulullah Muhammad SAW).

Catatan :
- Warren Buffett, adalah salah satu orang terkaya di dunia (no 3, setelah Bill Gates dan Carlos Slim Helu) dengan kekayaan yang begitu banyak (sekitar Rp 960 triliun). Ia tinggal di rumah yang sederhana jauh dari kota besar yang ia beli sudah sejak 55 tahun yang lalu (yang kalau dihargai saat ini hanya seharga Rp 3 milyar, sangat jauh di bawah kekayaannya), mobilnya juga mobil lama yang sederhana tanpa sopir pribadi. Buffet mudah berbagi sejumlah raturan triliun rupiah begitu saja tanpa mencari popularitas dan, yang kini malah diberitakan bahwa ia akan menyumbangkan 99% dari kekayaannya untuk berbagi dan amal.
- Bill Gates, Warren Buffett dan Pak Lo Kheng Hong. : salah satu kesamaan kebiasaan mereka adalah suka membaca, mereka biasa membaca selama 6 sampai 8 jam sehari.

Kelompok yang ke-2

Sebelum saya melanjutkan kepada kriteria yang ke-2 tentang bagaimana perilaku seseorang dalam membelanjakan uangnya, Saya mohon maaf bahwa tulisan ini sama sekali tidak untuk ditujukan kepada siapapun, namun adalah untuk mengingatkan diri saya sendiri (self-critic and self-reminding), dan kalaupun sahabat mendapatkan inspirasi karenanya, ya Alhamdulillah.

Baiklah, kita lanjutkan ya.
Kelompok yang ke 2 adalah perilaku "Middle Class".

- Mereka adalah orang-orang yang terbelenggu dengan gaya hidup yang harus ia pertahankan dan yang harus ia jaga.
- Mereka sangat memperhatikan penampilan dan bagaimana orang lain melihat serta  memikirkan mereka.
- Mereka berusaha supaya terlihat sukses dan kaya, kadang dengan cara berhutang, misalnya demi memiliki mobil baru dan rumah yang lebih besar.
- Pendapatan/gaji mereka besar, namun pengeluaran mereka juga besar dan juga digunakan untuk membeli barang-barang (yang mereka kira adalah aset), padahal sebenarnya adalah liability (beban), yang mana ia harus mengeluarkan biaya karena memilikinya. Mereka membeli dan memiliki barang-barang yang cukup mahal sampai yang mewah, seperti rumah dan mobil mewah, gadget dan pakaian mewah, dll.

(Catatan : definisi konvensional dari aset adalah barang-barang berharga yang dimiliki seseorang seperti rumah, mobil, gadget dll, namun dalam definisi aset yang baru adalah memiliki barang-barang yang memberikan manfaat/keuntungan financial kepada pemiliknya, seperti rumah, sawah atau mobil yang disewakan sehingga mendatangkan keuntungan, sedangkan liabilities (beban) adalah memiliki barang-barang berharga namun si pemiliknya harus mengeluarkan biaya atas kepemilikan tsb (barang-barang itu membebani keuangannya) contohnya memiliki mobil, rumah dan barang-barang lain yang mana ia harus mengeluarkan biaya untuk merawat, memperbaiki dan membayar pajaknya, sedangkan barang-barang tsb tidak mendatangkan uang kepadanya. Nah, banyak yang mengira bahwa mereka memiliki barang-barang yang membebani keuangannya tsb sebagai aset, padahal tidak, karena justru akan menggerus keuangan keluarga dan membuat pengeluaran mereka semakin besar. Kenapa mereka mempertahankan untuk memiliki barang-barang mahal tsb?, salah satu alasannya barangkali adalah gaya hidup yang harus dipertahankan, dan level ini biasanya sulit untuk bisa diturunkan, kalau dinaikkan sih lebih mudah).

- Pajak penghasilan mereka dan presentasenya biasanya tinggi.
- Mereka mendapatkan uang atas usaha dan kerja keras yg mereka lakukan sendiri.
- Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki keahlian dan profesional.
- Penampilan dan kebiasaan mereka biasanya "gaya" dan harus terus dijaga.
- Bila ada kenaikan pendapatan biasanya disertai dengan pengeluaran yang juga semakin tinggi dan mewah, dan kesenangan mereka adalah membeli liabilities yang lebih tinggi pula atau lebih banyak lagi untuk dinikmati. Sehingga antara pendapatan dan pengeluaran saling kejar-kejaran, dan mereka terus bekerja keras untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi.
- Bila perlu mereka juga terbiasa membeli sesuatu dengan cara hutang.
- Mereka terbiasa dengan memperturutkan keinginan dan gaya hidup.
- Hobi, jenis olah raga dan liburannya pun berkelas sesuai dengan gaya hidup yang diinginkan
- Mereka mengakui diri sebagai orang-orang yang sukses dan berkelas.

Salam

Untuk kriteria yang ke-3 yaitu bagaimana perilaku orang-orang yang disebut "rich people", akan kita lanjutkan di lain waktu ya. Saya yakin sahabat semua Insyaallah masuk ke dalam kriteria yang ke-3 nanti. Amin

3 kelompok orang

Saya mau berbagi tentang..,
3 kelompok orang berdasarkan "..perilaku / bagaimana ia membelanjakan uangnya.."
Kira-kira kita masuk kategori yang mana ya?,
(mohon maaf sebelumnya dan tidak ada maksud untuk menyindir seseorang namun adalah untuk menyindir diri saya sendiri (self-critic) dan kalau kemudian sahabat mendapatkan inspirasi karenanya, Alhamdulillah. he..he..he..)

1. Kategori pertama adalah perilaku "Broke People".
- Yaitu orang-orang yang membelanjakan uangnya sesuai dengan pendapatannya dari bulan ke bulan secara pas-pasan.
- Setiap ada uang masuk, terus mengalir menjadi pengeluaran. Sulit bisa bertahan. ("keranjangnya bolong, setiap diisi keluar terus").
- Tidak "tahan" kalau melihat ada uang ditangan untuk kemudian dibelanjakan, sehingga tidak ada uang yang tersisa dan biasanya orang ini tidak terbiasa menabung.
- Seberapapun kecil/besar pendapatannya akan habis sebelum gajian berikutnya (kantongnya kembang kempes).
- Walau mereka memiliki pendapatan/gaji namun terlihatnya mereka "tidak punya uang" (broke).
- Salah satu kebiasaan kelompok ini adalah mereka suka membelanjakan uangnya untuk kegiatan yang tidak terlalu esensial dan membeli barang-barang yang tidak terlalu penting namun ia membelinya karena senang/ingin punya, atau karena murah dan lagi diskon. Kita bisa menemukan barang-barang yang tidak esensial tsb banyak di dalam rumah dan mobilnya. Mereka bukanlah tipe orang yang membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang hanya benar-benar dibutuhkan, melainkan karena keinginan.
- Mereka tidak terlalu mau tau tentang aset atau liability (beban), dan uang yang mereka dapatkan tidak pernah bisa digunakan untuk mendatangkan uang kembali.  

2. Kelompok yang ke-2 adalah perilaku "Middle Class".
3. Kelompok yang ke-3 adalah perilaku "Rich People".  

Ketiga pengelompokan di atas tidak berdasarkan pada seberapa besar uang (kekayaan) dan gaji yang mereka punya, akan tetapi lebih kepada bagaimana (pola kebiasaan/perilaku) mereka dalam menggunakan dan membelanjakan uangnya.  

Untuk kelompok yang ke-2 dan ke-3, kita lanjutkan dilain waktu ya. (to be continued..he..he..he..),
dan saya yakin tidak ada sahabat yang masuk ke dalam kategori pertama ini khan.

Salam

3 amanah

Transformasi 3 Amanah
Fase-1 : kurang lebih 18 tahun pertama adalah amanah dari kedua orang tua saya untuk sekolah dan sekolah, (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi).
Fase ke 2 : kurang lebih 18 tahun berikutnya adalah amanah dari perusahaan berupa pekerjaan dan tugas-tugas selama menjadi karyawan.
Fase ke 3 : (yaitu fase saat ini) adalah amanah dari Allah (Tuhan Yang Maha Esa) yaitu mendampingi anak-anak saya (yang merupakan titipan dan amanah dari Tuhan), menemani mereka sekolah dan belajar.

....Tulisan di atas jelas terlalu banyak gaya:-), aslinya adalah saat ini saya menganggur dan mengasuh/menemani anak-anak..he..he..he...
(sambil ngaji bareng mualaf dan belajar investasi).

Berinvestasi untuk masa depan

(Berbagi cerita yang agak panjang).
Ketika mereka tau bahwa saya sedang belajar berinvestasi, ada beberapa orang teman (termasuk kakak dan kakak ipar saya sendiri) singkat cerita bertanya kepada saya tentang perusahaan apa saja yang saya beli sahamnnya. (untung pertanyaannya bukan saham perusahaan apa saja yang saya jual?, karena prinsip investasi saya adalah saham yang sudah saya beli tidak untuk dijual lagi, he..he..he...paling tidak untuk 5-10 tahun ke depan, nah saat ini saya masih di tahun ke 2). Jawaban saya ketika itu adalah : Sebagaimana yang kita ketahui bahwa utamanya investasi itu bukan terletak pada duit, keuntungan, saham dan proses beli atau jual. Namun utamanya adalah tentang hidup tanpa banyak gaya yaitu sederhana, sabar, rasional, suka membaca dan suka berbagi, kemudian terletak pada belajar dan mencari tahu secara komprehensif perusahaan yang akan kita beli sahamnya. Sedangkan jalan pintas untuk menyarankan/rekomendasi saham yang mau dibeli atau dijual adalah sangat tidak lazim dan sangat dihindari dalam prinsip berinvestasi saham, namun difocuskan kepada mempelajari 3 hal yaitu : sektor industri yang prospektif untuk jangka panjang itu apa?, perusahaan yang terbaik yang paling menjanjikan di sektor tsb apa? dan apa saja indikatornya?, dan hitunglah berapa harga saham wajarnya untuk dibeli, yang hanya dibeli ketika murah. Intinya adalah jangan "membeli kucing dalam karung" (membeli tanpa mempelajari apa yang akan dibeli). Sekalipun ada orang yang memberikan rekomendasi saham yang akan dibeli, sebaiknya jangan percaya sebelum benar-benar dipelajari dan mencari tau sendiri kondisi perusahaannya terutama kinerja keuangan dan managementnya. Apalagi saya yang baru pemula ini, wah jangan dipercaya dulu sebelum belajar sendiri. Namun kalaupun sahabat tetap mau tau perusahaan yang ada dalam portofolio saya ya nggak apa-apa juga sih, tidak ada yang dirahasiakan (karena kita sama-sama belajar), asalkan tidak langsung meyakininya bahwa itu sudah yang terbaik dalam berinvestasi: iya kalau benar?, kalau salah bagaimana? , mohon saya diberi feedback ya. (walau tidak dijamin sudah yang terbaik, karena saya juga masih pemula maka masih sangat mungkin salah, he..he..he..).
Dalam portofolio saya ada 7 perusahaan seperti di bawah ini dan harga saham terendahnya yang pernah saya beli per lembar sahamnya adalah sbb :
1. INDF (Indofood), di harga Rp 6.400,-
2. PGAS (Perusahaan Gas Negara), di harga Rp 3.900-an
3. INTP (Indocement /Tigaroda), di harga Rp 20.000-an
4. SMGR (Semen Gresik / Semen Indonesia), di harga Rp 12.900-an
5. UNTR (United Tractor), di harga Rp 16.900-an.
6. KLBF (Kalbe Farma), di harga Rp 1.640-an (yang ini menurut saya masih sangat mahal)
7. SMCB (Holcim), di harga Rp 1.470-an. (perusahaan ini menurut saya kinerja keuangannya nggak bagus).

Kalau dilihat pertumbuhan modal (capital gain-nya) dalam setahun terakhir (dengan harga saham dari ke tujuh perusahaan di atas saat ini), ya Alhamdulillah sudah bisa melebihi dari penerimaan gaji saya selama setahun ketika masih bekerja dulu, namun perlu diingat bahwa capital gain itu dalam kacamata saya tidak bisa diuangkan/tidak untuk dijual, jadi ya hanya diliihat saja dan hanya sekedar tulisan dalam account saya yang sewaktu-waktu bisa turun dan bisa saja kembali nol :-). Kalau dijual artinya adalah mengurangi kepemilikan saya pada perusahaan tsb, ini yang saya tidak mau, karena yang sudah saya beli adalah untuk anak-anak saya kelak mereka dewasa (kalaupun ada teknik re-balancing portofolio, harus dilakukan dengan sangat hati-hati). Dan lagi pula yang namanya pertumbuhan kapital ya akan terus berfluktuasi, hari ini tinggi maka besok bisa turun, karena harga saham itu kalau nggak naik ya turun, jadi jangan mengganggap keuntungan dan meletakkan harapan pada naik/turun harga saham, saya tidak pernah menganggap capital gain itu adalah uang saya atau hak saya karena selama tidak diuangkan bentuknya tetap saja hanya lembaran saham, yang menjadi hak saya cukup dividen-nya saja sekitar 2 - 3% per tahun, itupun sebagiannya akan dibelikan kembali ke saham. Walau pada kenyataannya adalah lebih, namun target saya untuk pertumbuhan kapital adalah hanya sekedar menutupi nilai inflasi yaitu sekitar 8 - 9% per tahun (supaya nilai uangnya tidak sampai turun). Saran saya jangan terpancing dengan naik atau turunnya harga saham, itu sangat menggoda dan menjerumuskan. Berinvestasi bukanlah mencari keuntungan dari selisih harga naik dan harga turun, itu sih menurut saya lebih tepatnya disebut berspekulasi.
Sedikit cerita tambahan, bahwa kakak dan kakak ipar saya sendiri pernah bertanya ingin belajar tentang investasi, nah ketika sampai pada penjelasan bahwa modal awal itu bisa tumbuh dan juga bisa turun, dia bilang.. ini dia, katanya dia nggak akan kuat, karena kalau sudah tumbuh sampai 20% saja dia tidak akan tahan untuk tidak meng-uangkannya, he..he..he... Saya nggak tahan menahan tawa. Ini yang saya bertolak belakang dengan kakak saya itu dan itulah juga makanya dia belum juga berani memulai berinvestasi di saham karena nggak akan tahan melihat kenaikan atau turunnya portofolionya..he..he..he.. Dan juga pola hidup sederhana..he..he..he...Bagi saya, investasi itu benar-benar adalah hidup tanpa banyak gaya, yang tercermin dalam 5 sifat-sifat-nya yaitu kembali lagi kepada, : 1. Hidup sederhana, 2. Sabar, 3. Rasional, 4. Suka membaca dan 5. Mudah berbagi. Kemudian saya katakan kepada kakak-kakak saya itu bahwa, aspek psikologi terhadap uang akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinvestasi yaitu hasrat dan keinginan cepat kaya (greedy) dan atau takut yang berlebihan terhadap uang (fearfull, takut kehilangan) adalah tandanya kita memiliki ikatan perasaan dan emosi yang terlalu kuat terhadap uang sehingga ketika portofolio kita naik atau turun, maka hati kita juga akan berdebar-debar naik atau turun, itu barangkali yang membuat kita jadi tidak tenang,, he..he..he.., mungkin saya salah. Wallahu a'lam. Maaf beribu-ribu maaf kalau saya lancang dan salah dalam berkata-kata, ini hanya sekedar sharing dan semoga bermanfaat bagi sahabat yang mau mengambil pelajaran.
Sebelum memulai berinvestasi, ada baiknya lihat kembali perencanaan keuangan keluarga kita, seperti memilih hidup sederhana dengan hanya memenuhi kebutuhan saja secara wajar dan mengurangi pengeluaran untuk memenuhi keinginan (keinginan ini yang biasanya mahal), membebaskan diri dari berhutang, suka membaca dan mudah berbagi, serta tidak sampai lebih besar pasak dari pada tiang (artinya pengeluaran harus lebih kecil di bawah pendapatan). Salam

Tips hemat

Berbagi cerita tetang berhemat dgn memperpanjang masa pakai gadget.
...Salah satu kebiasaan lama saya adalah suka mengganti gadget yang masa pakainya masih kurang dari 2 tahun dengan keluaran yang terbaru. Dan sekarang, Alhamdulillah saya bisa dan masih bertahan dengan menggunakan gadget yang masa pakainya sudah masuk tahun ke 6, he...he.. Harapannya tidak akan diganti sampai benar-benar rusak dan tidak lagi bisa digunakan. (tapi jangan dirusakin, he..he..)
Semoga dan mohon doa sahabat.
Salam dan bangga bisa berhemat :-).

Ukuran daya beli seoran ginvestor

Menurut saya,
"....Ukuran kemampuan financial seorang investor dalam membiayai kebutuhan hidupnya sehari-hari adalah seberapa besar dividen (bagi hasil usaha) yang ia terima di tahun itu, BUKAN seberapa banyak modal (dan pertumbuhannya) yang ia miliki dan yang ia peroleh..."

....Kalau pendapatan dividen tahun ini, saya bandingkan dengan gaji saya dalam setahun ketika masih bekerja dulu, Alhamdulillah "hanya"  40%-nya. Masih sangat jauh..he..he..he.., Artinya adalah gaya hidup* dan pengeluaran saya juga harus bisa turun menjadi kurang dari setengah biasanya. (jangan lihat pertumbuhan kapitalnya, lewat.. he..he..he.., lewat tok maksud saya :-), he..he..
Salam

Catatan:
- Supaya "income" ini mencukupi, maka saya harus pandai memilah-milah: mana yang benar-benar menjadi kebutuhan, dan mana yang sekedar keinginan dan gaya hidup.
- Kebutuhan esensial menurut saya adalah untuk memenuhi 5 hal yaitu: kesehatan, keselamatan, pendidikan, investasi dan ibadah (termasuk untuk berbagi dan sosial).
- Dan Alhamdulillah, saya masih punya cukup waktu untuk terus belajar dan membaca serta melakukan kegiatan yang disenangi. Amin.
- Insyaallah, kepemilikan perusahaan ini, eh.. saham ini, bisa dihibahkan/diwariskan kepada anak-anak saya kelak ketika mereka dewasa. Amin.
*tepatnya bukan gaya hidup tetapi hidup tanpa banyak gaya, he..he..:-)

Win-Win situation

=...Selalu saja ada kebaikan dalam situasi apapun...=
Salah satu hal yang saya senang dengan pemerintahan saat ini adalah pasar saham sering dalam kondisi tertekan sehingga harga saham cenderung mendekati murah. Ditengah-tengah kenaikan bahan bakar minyak, listrik dan energi secara umum sedikit banyak berdampak kepada pertumbuhan industri dan usaha serta daya beli masyarakat, sebagai contoh terhadap industri semen, walau bahan bakarnya (BBM) dinaikkan oleh pemerintah namun pemerintah malah meminta harga semen untuk turun sehingga kinerja keuangan perusahaan semen menjadi menurun dan mempengaruhi harga sahamnya juga menjadi turun (sebagai contoh dahulu harga saham semen gresik berkisar pada Rp 16 ribuan, saat itu kelihatannya kok susah sekali turunnya ya, nah sekarang harganya bisa di bawah Rp 13 ribuan, dan saya menunggu sampai harga di bawah Rp 6 - 8 ribuan saja, baru mau beli he..he..he.., mungkin nggak ya, kita tunggu saja..). Masih ada beberapa kegaduhan ekonomi, sosial, politik dan tata kelola negara, ketidakpuasan, serta hubungan internasional  yang mungkin terjadi dalam beberapa tahun ke depan, ditambah dengan mulai menurunnya kepercayaan investor asing terhadap ekonomi dan situasi dalam negeri Indonesia sehingga banyak yang menarik dananya, nah ini juga bagus supaya saham-saham yang ditinggalkan investor asing tsb harganya menjadi turun/murah). Oleh karena itu saya masih menunggu sampai harganya benar-benar mendekati nilai bisnis-nya (kalau bisa tidak jauh dari nilai aset bersihnya), semoga saja bisa turun lagi. Salam

Naik turunya harga saham

Jangan pernah meletakkan nasib pada naik turunnya harga saham, karena dari waktu ke waktu harga saham itu kalau nggak naik ya turun. Nggak mau khan kalau nasib kita juga naik turun.he..he..he.. Cuma kalau harga saham lagi turun dan sudah murah, nah itulah kesempatan terbaik untuk membeli saham perusahaan bagus yang sudah ditunggu-tunggu. Salam

Teliti sebelum membeli

Harga saham yang lagi naik bukan berarti mahal dan begitu juga kalau harga saham lagi turun belum tentu murah. Bandingkan dulu  dengan nilai intrinsik perusahaannya (terutama nilai buku-nya / book value). Dan belilah saham perusahaan bagus ketika murah. Salam

Sebelum terlambat

Berinvestasilah ketika masih punya gaji (masih bekerja), karena kalau sudah "kepepet butuh duit" baru ingat berinvestasi menurut saya sudah terlambat. Salam

Uang bukanlah segalanya

Salah satu pelajaran berharga dari berinvestasi saham adalah "ketika jatuh miskin (baca: harga saham lagi anjlok dan portofolio lagi jelek) tidak perlu terlalu bersedih, toh jumlah lembaran sahamnya masih saja sama dan begitu juga sebaliknya, ketika lagi banyak duit (baca: harga saham lagi naik) juga tidak perlu tinggi hati dan sombong". Santai saja, karena dividen dibagikan terhadap per lembar saham, tidak pernah terhadap per harga saham. He..he..he... Salam

Tidak Serakah

Beberapa waktu yang lalu, Istri saya belanja bawang prei pada seorang penjual sayur keliling yang lewat di depan rumah.
Ketika Istri saya bertanya "ada berapa ikat bawang prei-nya Pak?".
Si penjual sayur menjawab "...sekian ikat Bu".
"Ya sudah saya ambil (beli) saja semuanya" lanjut istri saya.
"...hhmmm..." si tukang sayur terdiam agak lama, melongo dan terlihat memikirkan sesuatu.
Kemudian istri saya bertanya heran "lho kenapa Pak..? "
Beberapa saat kemudian ia menjawab "kalau Ibu beli semua saya kasihan sama Ibu-Ibu yang lain, karena saya belum berkeliling kepada semua perumahan yang biasanya saya kunjungi, nanti kalau ada yang butuh khan kasihan kalau bawangnya nggak ada...."
Sekarang Istri saya yang melongo " ooo,, begitu. .ya,..iya..iya. Ya sudah saya beli sebagiannya saja"...
Saya ikut tersenyum melihat istri saya terkagum-kagum akan budi pekerti seorang penjual sayur keliling. Dan saya bilang "kalah lue ya sama tukang sayur...he..he..he..".
Salam

Hemat dan mudah berbagi

...Hemat/tidak suka boros, namun mudah berbagi... (salah satu karakter seorang investor)
Sekitar tahun 1997-an ketika saya masih bekerja dahulu, di departemen kami ada seorang Mentor (ekspatriat warga negara Amerika). Dengan latar belakang pendidikan seorang Doktor, pengalaman yang luas dan tugasnya yang cukup penting di perusahaan tentu sudah sewajarnya ia mendapatkan kompensasi yang sepadan, ditambah dengan apartemen, mobil, sopir dan lain-lain. Ia suka berbagi kepada kami, baik pengetahuan maupun materi. Ia beberapa kali mengajak saya berlibur ke tempat-tempat wisata di luar kota ketika di akhir minggu (tentu saja semua biaya penginapan, makan dan lain-lain, ia yang membayarnya) Selama liburan itupun banyak pengetahuan bagus yang ia bagi walau tidak semuanya saya bisa memahaminya dengan baik apalagi melaksanakannya. Ketika saya sakit dan setelah dirawat di rumah sakit, dia yang menjemput dan yang mengantar saya pulang bersama sopirnya, dan sampai ketika saya menikahpun ia juga memberikan sebuah amplop/angpao (ssttttt rahasia ya, isinya lumayan lho), dan ia juga sering mengajak kami makan malam bersama disuatu restoran di dalam kota (tentu ia juga yang bayarin semua). Dia juga yang ngajarin kami memukul bola golf (seperti biasa : biaya lapangan dan tongkat golf-nya dia juga yang bayarin he..he..he..). Walau orang yang berada, ia dan istrinya tetap tampil dan berpakaian secara sederhana dan bersahaja. Nah.. berkaitan dengan beliau, ada 2 hal pelajaran kecil yang sangat berharga yang masih saya ingat dan saya mau berbagi kepada sahabat sekalian :
1. Di akhir makan malam bersama, biasanya ia berkata "apakah ada yang mau menghabiskan makanan yang masih ada ini?, kalau tidak, biar saya yang menghabiskannya" ucap beliau memberi tanda bahwa jangan menyia-nyiakan makanan. Tentu kami malu tidak mengabiskan menu makanan yang sudah kami pesan sendiri.
2. Suatu kali ketika saya ikut bersama dia dengan mobilnya, saya melihat sendiri sang sopir membeli makanan dan kemudian ketika si sopir belum menghabiskan makanan tsb ia membuangnya, maka langsung dia menghampiri sopirnya dan berkata "anda tidaklah lebih kaya dari saya, tetapi saya tidak pernah membuang-buang makanan seperti itu..!

Bagaimana menurut sahabat?

Kebutuhan vs keinginan

Diskusi yuk, tentang kebutuhan dan keinginan.
....menurut saya kebutuhan adalah pemenuhan secara wajar terhadap 5 hal yaitu : pendidikan, kesehatan, keselamatan, investasi dan ibadah (termasuk berbagi/sosial). Sedangkan selebihnya adalah keinginan....
Bagaimana menurut sahabat?
Pengeluaran mana yang lebih besar, untuk kebutuhan atau keinginan?
Salam

Jangan menabung

Jangan Menabung...!
Karena imbal hasil dari tabungan biasanya jauh di bawah besaran inflasi. Berarti nilai tukar (terhadap barang / kemampuan beli) dari uang kita akan terus berkurang dari tahun ke tahun, walaupun nominalnya terlihat bertambah.

Carilah investasi yang memberikan imbal hasil sama atau lebih besar dari pada nilai inflasi. Namun berhati-hatilah dengan investasi yang menjanjikan imbal hasil yang terlalu besar, karena biasanya tidak rasional dan cendrung penipuan.
Salam

Gaya hidup itu pilihan

Mana yang lebih menenangkan?
1. Kemampuan Kijang, belinya Avanza.
2. Kemampuan Avanza, belinya Kijang.
.
.
.
.
.
.
.
.
gaya hidup itu pilihan.

gaya hidup yang membuatnya berbeda, gaya hidup itu yang mahal

Satu gelas es teh harganya Rp 3.000,- tetapi kalau Ice Tea harganya bisa Rp 12.000,-
Apa yang membuatnya berbeda?
.
.
.
.
.
.
.
gaya hidup / lifestyle

Hal yang menarik tentang investasi saham

Kalau saja investasi saham itu hanyalah masalah membeli/menjual  saham, tentu tidak akan menarik. Karena beberapa orang yang saya tau sendiri yang berspekulasi dan tebak-tebakan harga berakhir dengan rugi. Tetapi setelah saya mendapatkan sharing dari seorang sahabat saya, ternyata porsi utama dari ivestasi itu adalah tentang perencanaan keuangan pribadi dan keluarga, psikologi uang (tidak  takut/fearfull dan tidak serakah/greedy tetapi adalah hati-hati) dan gaya hidup yaitu diantaranya : memilih hidup sederhana (zuhud), rasional (termasuk dalam melihat managementnya dan menganalisa nilai bisnis dari suatu perusahaan sehingga tidak asal beli), sabar menunggu dan memberikan waktu kepada perusahaannya untuk berkembang, rajin membaca dan mudah berbagi. Itulah hal yg menyenangkan dalam berinvestasi. Salam

Ketika harga saham turun

2 kemungkinan dengan 1 persiapan
...dalam berinvestasi saham, ketika saham suatu perusahaan sudah dibeli (walau sudah diperhitungkan termasuk pada harga yang murah bila dibandingkan dengan nilai bisnisnya), tetap saja ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi setelah itu yaitu harga saham itu naik atau malah turun. Tidak perlu ada persiapan apapun yang harus anda lakukan ketika harganya naik (anda cukup berdiam diri saja dan silahkan mengerjakan aktivitas lain kesukaan anda), namun hanya perlu satu persiapan saja yang harus anda lakukan yaitu ketika harga saham itu turun, bersiaplah untuk membelinya lagi dan membelinya lagi dengan harga yang lebih murah, terus beli secara bertahap ketika harga sahamnya terus turun dan baru kemudian anda beristirahat ketika harga sahamnya sudah mulai naik kembali. Itu saja. Sederhana khan. Salam
Note:
Pastikan bahwa perusahaan yang anda beli adalah perusahaan terbaik yang cukup menjanjikan dalam jangka panjang, kuat dari terpaan krisis dan situasi terburuk sekalipun, hanya sedikit hutang, kinerja keuanganya baik, usahanya bertumbuh secara produktif dan assetnya cukup besar.

Sayang kepada anak

...Sayang Kepada Anak...
Kalau mau memberi hadiah untuk anak (misalnya ketika mereka ulang tahun) sebaiknya bukan gadget baru atau barang konsumtif lainnya, ada baiknya coba berikan hadiah yang berbeda yaitu saham sebagai investasi dan simpan sampai mereka kelak dewasa. Salam

Psikologi uang

Menurut saya hal yang sulit dalam berinvestasi itu bukan aspek teknis dan cara menganalisa bisnis/perusahaannya, tetapi adalah aspek psikologi uang dan perilaku investasinya. Keduanya sangat dipengaruhi oleh tuntutan gaya hidup yang harus dipertahankan dan pandangan seseorang terhadap uang. Semakin sensitif seseorang terhadap uang (melihat sesuatu dan orang lain dari hartanya dan uang adalah "segalanya") maka akan semakin mudah diombang-ambingkan oleh pasar saham, dan sebaliknya bagi yang memandang uang sekedar pelengkap dan penunjang hidup, insyaallah akan lebih tenang, sabar dan rasional. Salam

Investasi secara syariah

Berbagi tips investasi syariah cara saya (menurut saya), cara-cara berinvestasi saham secara syariah paling tidak adalah sbb:
1. Lakukan dengan cara-cara syariah yaitu tidak spekulasi dan tebak harga, tetapi adalah untuk tujuan berinvestasi (sebenarnya dalam kata investasi itu sendiri mengandung makna jangka panjang).
2. Pilihlah bisnis/perusahaan yang syar'i, hindari perusahaan yang membuat, mendistribusikan dan swalayan yang menjual makanan/minuman yang haram/memabukkan, hindari perusahaan penerbangan yang di kelas bisnisnya menjual minuman yang memabukkan, hindari perusahaan yang membangun tempat-tempat syirik, hindari perusahaan yang menerapkan bunga tetap, hindari perusahaan yang memiliki unit financing yang belum syariah, hindari perusahaan yang melakukan pengrusakan alam secara berlebihan.
3. Pilih perusahaan yang halal dan bermanfaat untuk kebaikan orang banyak.
Catatan :
Secara feasibility, pilihlah sektor yang prospektif dan perusahaan terbaik dengan asset yang besar (misalnya minimal 40 T), dan belilah sahamnya ketika murah.
Salam

Jual beli vs investasi syariah

Jual Beli Syariah dan Investasi Syariah
Hasil penelitian seorang Mahasiswa S-3 dari UIN (Universitas Islam Negeri) dalam menyelesaikan disertasinya tentang transaksi jual beli pada suatu pasar buah tradisional di suatu kota cukup mengagetkan, bahwa sekitar 99% adalah tidak syariah (baca: tidak sah dan tidak hahal). Kenapa?, karena seperti yang kita tau bahwa dalam menjual suatu barang (termasuk buah-buahan), si penjual harus memberitahukan (men-disclose) apa-apa saja hal baik dan hal-hal buruk/kekurangan dari barang yang akan dijual kepada si pembeli yang kemudian keduabelah pihak merasa ridho/acceptable (tidak ada yang dikecewakan) sebelum transaksi dilakukan dan ini adalah syarat sah-nya suatu jual beli yang halal. Nah, di pasar buah tsb supaya dagangannya laku maka (mungkin dengan sengaja) buah yang kondisinya kurang baik "disembunyikan"di bagian bawah kemasan sedangkan yang dibagian atasnya adalah buah yang terlihat bagus-bagus saja. Begitulah suatu transaksi muamalah, sesuatu yang semestinya halal bisa menjadi haram.  Contoh kedua adalah tentang pinjam-meminjam, kalau dilakukan dengan bunga/riba tentu haram, namun kalau tanpa bunga (misalnya bagi hasil usaha) maka akan menjadi halal dan malah dapat pahala.
Sebagaimana proses jual beli di atas, begitu juga dengan pasar saham. Janganlah melakukan spekulasi dan tebak harga, namun sebaiknya adalah berinvestasilah dalam jangka panjang minimal 5 - 10 tahun, pelajari dulu apa yang akan dibeli dan tau kondisi bisnis/perusahaan yang akan dibeli (sahamnya). Saya jadi teringat dengan apa yang dikatakan Warren Buffett tentang investasi bahwa "bila anda membeli saham dan kemudian anda menjualnya kembali dalam waktu kurang dari 5 tahun, saya kawatir "you do not know what you are doing", dan mungkin anda bukan sedang beninvestasi"..
Salam dan maaf kalau ada yang salah dan kurang pas.
Saya juga masih sedang belajar dan terus belajar, masih belepotan, he..he..he..:-)
Hanya sekedar saling ingat-mengingatkan kepada hal yang baik dan semoga menjadi amal baik. Amin.
Tapi jangan lupa berinvestasi ya, mulai lah segera.

Harga Diskon

...Mencari Mobil Bagus Seharga Kiloan Besi Rongsokannya...
Di pasar modal itu ada yang namanya Pak Pasar (Mr. Market). Pak Pasar itu kadang sangat emosional : bila dia sedang senang sama suatu perusahaan maka sahamnya bisa melambung sangat tinggi berlipat-lipat di atas nilai bisnisnya. Dan bisa juga kebalikannya yaitu bila Pak Pasar sudah tidak senang sama suatu saham perusahaan maka bisa "dibanting" sampai kayak barang yang sudah tidak berharga (sampai ke titik nadir). Ada lho saham perusahaan yang di mata Pak Pasar adalah sangat jelek, padahal perusahaan itu sebenarnya bagus, sehingga harga sahamnya bisa mendekati nilai aset kasar (tangible assets) dari perusahaan tsb. Ibarat sebuah mobil bagus yang  dihargai hanya sebatas harga kiloan besi rongsokannya. Mau khan. Salam

Hanya pandai membeli dan Tidak pandai menjual

Menurut saya investasi itu adalah untuk masa depan dan untuk generasi setelah kita.
....Dalam hal berinvestasi saham, saya hanya membeli dan tidak "pandai" menjual. Sekalinya saya beli adalah untuk saya simpan selama-lamanya yaitu selama perusahaannya masih menjanjikan dan management-nya masih tetap bagus.... Salam

Ilmu Pengetahuan Dasar

Menurut saya ilmu pengetahuan dasar itu bukanlah : matematika, fisika, kimia ataupun biologi, karena tidak semua orang dalam hidupnya selalu menggunakannya. Namun ilmu pengetahuan dasar yang sesungguhnya (setelah akhlaq budi pekerti) adalah ilmu bagaimana mengelola keuangan, baik secara pribadi atau pun keluarga, karena hampir semua orang memerlukannya dan menggunakannya. Tujuan dari management keuangan adalah bukan bagaimana supaya seseorang menjadi cepat kaya dengan segala cara dan terlebih-lebih kemudian ia egois untuk memenuhi keinginan dirinya sendiri. Tetapi adalah supaya halal dalam mendapatkannya dan bijak dalam menggunakannya : tidak boros, pandai berbagi dan pada akhirnya mampu menjadikan uang sekedar pendukung keperluan hidup bukan tujuan buta. Dan akan lebih baik lagi bila pada akhirnya seseorang tidaklah terlalu bergantung pada mencari uang yang sekeras-kerasnya hingga sampai lupa sama keluarga dan Tuhannya, he..he..he..:-) just as an idea.  Salam

Malnutrisi

Sharing dari buku yang sedang dibaca :  "...Ketika mendengar kata "malnutrisi", yang terbayang dalam pikiran kita biasanya adalah kasus kekurangan gizi, kelaparan atau pertumbuhan bayi yang terhambat. Memang benar, namun ada satu lagi yaitu kelebihan gizi juga merupakan suatu bentuk malnutrisi. Malnutrisi adalah asupan gizi buruk, baik karena kekurangan ataupun karena kelebihan asupan.
Catatan :
Panduan dari Rasulullah adalah sudah berlebih-lebihan bilamana kita mengikuti kemauan makan semua yang kita inginkan, karena makanan untuk satu orang adalah cukup untuk 2 orang, makanan untuk 2 orang cukup untuk 3 atau 4 orang dst, (maksudnya porsi makan harus di kurangi dan puasa adalah lebih baik bagi kita)..." Salam

Jebakan Hidup

Sebuah Jebakan Hidup
...banyak yang mengira bahwa kemampuan finansial-nya adalah seberapa besar nilai kredit yang ia ajukan yang dapat disetujui oleh bank, (yang kemudian ia menyicil pelunasan dan bunganya setiap bulan)...

2 langkah perencanaan keuangan

2 Langkah Awal Dalam Perencanaan Keuangan dan Berinvestasi :
1. Bersihkan diri dari hutang dan jangan suka berhutang. Rasulullah pun menganjurkan kita untuk menjauhi hutang sampai-sampai orang yang berhutang adalah termasuk orang yang perlu dikasihani dan salah satu dari golongan yang berhak menerima zakat. Oleh karena itu ayo terus mencoba dan berusaha menjadi orang yang mandiri dan "merdeka" dari hutang.
2. Jangan sampai lebih besar pasak dari pada tiang. Kurangi  pengeluaran sedemikian rupa sampai pada kondisi pendapatan (seberapa pun besar/kecilnya) harus lebih besar dari pada pengeluaran dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.
Catatan :
- Banyak yang bilang sulit, biasanya bukan karena kecilnya pendapatan tetapi adalah karena sulitnya mengontrol pengeluaran.
- Batasi pengeluaran hanya untuk yang benar-benar esensial dan dibutuhkan, bukan untuk memenuhi keinginan. (bukankah akan menjadi lebih mudah mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang untuk memenuhi kebutuhan dari pada yang digunakan untuk memenuhi keinginan/hawa nafsu, :-)..)
- Kecuali untuk biaya pendidikan dan berbagi kepada orang lain yang membutuhkan, (untuk kedua hal ini tetap diusahakan yang terbaik).
Salam

Perencanaan keuangan

Perencanaan keuangan (financial planning) adalah mengajarkan kita untuk bijak dalam menggunakan uang dan mengurangi "ketergantungan" pada uang yang pada akhirnya kita jadi mengerti bahwa hidup ini bukanlah semata-mata uang, namun uang adalah cukup sekedar menunjang hidup. Sedangkan orang yang tanpa perencanaan keuangan yang baik biasanya justru selalu sibuk bekerja keras dan menghabiskan waktunya untuk terus mencari uang dan mengejar materi.

Warren Buffett juga pernah salah

Ternyata Warren Buffett (juga) Pernah Salah dalam Berinvestasi

Berikut kisahnya,
Pada mulanya Berkshire Hathaway adalah perusahaan tekstil yang sangat masyhur yang kemudian menurun dan kesulitan/merugi, akhirnya berubah menjadi perusahaan investasi. Awal hubungan Buffett dengan Berkshire Hathaway adalah ketika ia menanamkan modalnya pada saham perusahaan tekstil tsb thn 1964 dalam jumlah yang tidak banyak. Sebagaimana salah satu kebiasaannya saat itu Buffett sempat mengunjungi management Berkshire yaitu Mr. Stanton. Dalam pertemuan tsb Mr. Stanton melakukan penawaran/berniat membeli saham yang dimiliki Buffett. Setelah dilakukan negosiasi, Buffett meminta harga $11.50 untuk melepas sahamnya. Beberapa minggu kemudian setelah Buffett kembali ke kantornya, ia menerima surat penawaran tender dari Berkshire dengan harga $11.38 (lebih murah dari hasil pembicaraan sebelumnya). Melihat angka tsb Buffett tersinggung dan marah besar, akhirnya ia memutuskan untuk membeli lebih banyak saham Berkshire Hathaway sampai membuat ia berhasil memegang kendali perusahaan. Kemudian hal pertama yang ia lakukan adalah memecat Mr. Stanton. Tentu saja proses pembelian tsb sebenarnya kurang perhitungan dan kurang hati-hati karena tersulut emosi yang akhirnya terbukti Berkshire sebagai perusahaan tekstil terus merugi. "Emosi dapat mempengaruhi dan menyebabkan seseorang berbuat diluar kebiasaan dan tidak rasional" kata Buffett memberi pelajaran.

Itulah transaksi/investasi terburuk yang pernah dilakukan Warren Buffett. Kini Berkshire Hathaway tetap dipertahankan namun sebagai perusahaan investasi.

Untuk 10 tahun ke depan

Sharing cuplikan dari buku yang sedang di baca tentang investasi :
...Warren Buffett mengajak kita berfikir untuk 10 tahun mendatang, bukan 10 menit ke depan. "Jika anda tidak siap untuk menyimpan saham tersebut selama itu sebaiknya anda jangan pernah  membelinya" demikian kata Buffett...

Pendidikan dan investasi

Selain memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak-anak, menurut saya yang terpenting berikutnya adalah memberikan pendidikan yang terbaik dan menyiapkan investasi untuk masa depan mereka. Salam

Saturday, 18 July 2015

Gaya Hidup Sederhana Investor

Gaya hidup sederhana lebih populernya dikenal dengan istilah "Zuhud", adalah orang-orang yang sebenarnya berpunya namun memilih hidup sederhana. Berikut penjelasannya...,

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah (Nabi Muhammad SAW sehari-harinya) tidur di atas tikar (dan pelepah kering daun korma), ketika beliau bangun berbekaslah tikar/pelepah itu di pinggang/punggungnya. Lalu kami berkata, ‘Ya Rasulullah, bagaimana bila kami buatkan untukmu kasur yang empuk?’ Nabi menjawab, ‘Untuk apakah dunia bagiku, aku di dunia ini bagaikan seorang yang bepergian, berhenti sebentar bernaung di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya."

“Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta dan benda, tetapi kekayaan sebenarnya ialah kaya hati.” Demikian Rasulullah.

Hadits di atas menggambarkan kesederhanaan Rasulullah SAW. Meskipun kita tahu bahwa Muhammad SAW itu adalah pedagang yang kaya. Bayangkan saja ketika Beliau melamar Khadijah r.a. (note : seorang janda yang waktu itu berumur 40 thn sedangkan Nabi berumur 25 tahun), Beliau menyiapkan seratus ekor unta sebagai maharnya (kalau satu ekor harganya Rp 25 juta saja, berarti mas kawin yang diberikan Nabi adalah Rp 2,5 Milyar). Bukankah itu pertanda Muhammad SAW adalah orang yang kaya? Kekayaan Rasulullah tersebut tidak dipamerkan kepada khalayak, akan tetapi beliau pergunakan untuk membantu yang lemah dan dhuafa.

Dalam keseharian Rasulullah tidak banyak makanan yang tersedia (kadang malah berhari-hari tidak ada makanan dan beliau mengganjal perutnya dengan batu yang diikatkan untuk menahan lapar), kalaupun ada adalah roti gandum yang dibuat oleh Istri beliau dengan tepung yang kasar (murah harganya) dan ketika dimakan sulit untuk ditelan sehingga beliau mendorongnya dengan sambil meminum air putih).
Setiap ada orang yang meminta selalu diberi, sampai-sampai ada orang yang meminta jubah yang ia kenakan pun diberikannya.

Rasulullah benar-benar memilih hidup sederhana (kalau nggak tega mengatakannya miskin).
Walau ia adalah seorang pemimpin negara.

Begitu pula sahabat-sahabat yang mengikuti jejak kezuhudan Rasulullah SAW. Mereka, meskipun kaya, tidak ubahnya seperti orang miskin yang tidak berpunya. Bersikap santai dan sederhana. Mereka jadikan Nabi SAW sebagai contoh teladan yang baik dalam menjalani kehidupan. Dan mestinya juga bagi kita saat ini.

Perhatikan kisah Abdurrahman bin Auf, meskipun hidup berkecukupan tetapi begitu dermawan dan berpenampilan sederhana, layaknya bukan seorang saudagar kaya. Ketika bersama-sama dengan pelayannya, orang yang tidak mengenalnya tentu tidak akan bisa membedakan yang mana Abdurrahman bin Auf dan mana pelayannya.

Perhatikan pula Abu Bakar Ash-Shiddiq menyumbangkan seluruh hartanya, sehingga ketika Rasulullah bertanya apa yang dia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.” Nampaklah bahwa zuhud telah menjadi pakaian mereka.

“… maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia melalaikan/memperdayakan kamu dan janganlah pula setan memperdayakan kamu dari mengingat Allah.” (QS Fathiir: 5)

Itulah yang disebut dengan gaya hidup sederhana atau yang sering dikenal dengan istilah zuhud, yaitu mengambil secukupnya akan apa yang ada di dunia sekedar menupang hidup, tidak boros, sedang sisanya untuk berbagi kepada yang membutuhkan (mudah berbagi). Sikap zuhud akan membentuk seseorang menjadi pribadi yang qana’ah, tabah dan sabar dalam kesulitan dan kekurangan sekaligus sederhana dan hemat dalam kelapangan dan kelebihan. Contohlah kehidupan Nabi SAW yang sederhana dan zuhud meskipun beliau adalah pedagang sukses yang kaya raya.

Rasulullah, juga menganjurkan kita untuk menuntut ilmu, belajar dan membaca. Carilah rezeki dengan halal dan berbagilah kepada yang membutuhkan.
Salam

Note:
Gaya hidup sederhana seorang investor adalah tercermin dalam pola-pola investasinya yang juga sederhana dan tidak boros dalam membelanjakan uang, sampai-sampai Warren Buffett bilang bahwa ia tidak pandai membelanjakan uang tetapi ia hanya pandai mencarinya. Warren Buffett suka berbagi dan malah akan menyumbangkan 99% dari kekayaannya.
Ketika saya belajar investasi, yang saya dapatkan pertama adalah ajaran tentang pola hidup sederhana, banyak membaca, sabar, rasional dan mudah berbagi, bukan menganalisa saham, makanya saya tidak pernah ragu dengan itu.

Thursday, 16 July 2015

To Remember The Poor

Salah satu hikmah berpuasa adalah "to remember the poor", untuk mengingat orang miskin. Nah,.. Idealnya selama bulan ramadhan harusnya kita juga "memiskinkan" persediaan makanan di rumah kita sehingga kita bisa merasakan dan timbul rasa simpati kepada mereka yang kurang mampu dan kita menjadi mudah untuk berbagi.
Just as an idea, bagaimana menurut pendapat sahabat?.
Salam