Friday, 24 July 2015

Mensikapi Lebaran

3 Hal Setau Saya

1. Setau saya Rasulullah tidak melakukan mudik lebaran. Sebagaimana yg kita ketahui Rasulullah lahir dan besar di kota Mekkah dan tinggal di kota ini sampai beliau berumur sekitar 50 tahun. Kemudian beliau merantau (hijrah) ke kota Madinah dan menetap di sana selama kurang lebih 12 tahun sampai beliau wafat. Setau saya selama beliau di Madinah beliau tidak pernah melakukan yg namanya mudik lebaran ke kampung halaman dimana beliau tentu juga secara manusiawi sangat rindu sama alamnya, masyarakatnya, makanan khasnya dan juga ada Ka'bah di kota kelahirannya yg sangat ia rindukan.

2. Setau saya Rasulullah tidak membeli baju baru ketika merayakan lebaran, namun cukup dengan memakai pakaian bagus terbaik yg beliau miliki.

3. Setau saya selama bulan ramadhan, Rasulullah tambah sibuk beribadah dan terlebih-lebih pada 10 hari terakhir ramadhan. Beliau tinggal dan beri'tikaf di masjid dan tidak keluar dari masjid kecuali untuk keperluan mendesak yg tidak bisa diselesaikan di dalam masjid seperti mandi dan buang hajat. Waktu-waktu beliau di habiskan di dalam masjid dan tidak pergi kemana-mana selama 10 hari terakhir tsb. Beliau "menjauhi" istri-istrinya, melipat tempat tidurnya yg sederhana itu dan mengencangkan ikat sarungnya untuk terus dan terus beribadah. Beliau mengurangi aktivitas duniawi dan khusuk beribadah dan i'ktikaf.

Menurut saya Rasulullah mencontohkan kesederhanaan dgn kemampuan terbaik tanpa memaksakan diri dan tidak boros dalam kegembiraan lebaran.

Nah.. Mengapa hal-hal yg dicontohkan dan yg menjadi tuntunan ini kok terlihat sangat kontras berbeda dgn yg dilakukan sebagian besar umat Islam kalau memasuki hari-hari terakhir ramadhan dan lebaran ya. Mereka sibuk dgn membelanjakan uangnya, belanja baju baru, baran-barang baru dan oleh-oleh, sibuk dgn perjalanan mudik dan sibuk dengan pengeluaran uang lainnya. Kadang malah sampai berhutang. Padahal dengan berpuasa sebulan penuh adalah merupakan latihan untuk menahan diri, mengurangi makan dan banyak bersedekah kok malah yg terjadi bisa sebaliknya ya : makanan enak-enak dan istimewa, pakaian baru, barang-barang baru, perjalanan yg menghabiskan banyak anggaran dan akibatnya mungkin anggaran untuk berbagi jadi berkurang dan ibadahpun semakin berkurang.

Semakin dilatih untuk menahan diri mengendalikan keinginan dan hawa nafsu, malah menjadi semakin besar godaan dan keinginan untuk memperturutkannya (termasuk untuk membelanjakan uang yg dimiliki). He..he..he...

Kenapa bisa begitu ya?

No comments:

Post a Comment