Hal yg sulit ketika berinvestasi itu bukanlah mempelajari kinerja perusahaan dan membeli sahamnya. Karena selagi ada kemauan insyaallah bisa. Tetapi yg sulit dan yg sering menjadi kendala sehingga seseorang tidak bisa berinvestasi atau gagal dalam berinvestasi adalah karena masih sulit dalam mengendalikan pengelolaan keuangan keluarga. Masih sulit mengurangi keinginan dan pengeluaran, masih sulit jauh dari hutang dan meminta, suka boros dan gaya, serta sulit berbagi dan terlalu memandang materi segalanya.
Nah, dengan berinvestasi akan mengajarkan kita bahwa uang itu hanya di tangan saja dan tidak masuk ke hati.
Kenapa bisa begitu? Kadang portfolio naik tinggi ya tidak merasa kaya dan kadang juga turun rendah juga tidak merasa kehilangan.
Rasa dan hati terhadap uang sudah tidak lagi lengket, tetapi sudah terpisah. Bahwa bukan disitu letak dunia. Sampai-sampai Warren Buffett berkata bahwa ia hanya pandai mengumpulkan uang tetapi tidak tau dan tidak pandai membelanjakannya (lagi), hidupnya tetap saja sedehana, baju dan mobil yg dipakai sudah lama, rumah pun biasa. Serta 99% kekayaannya malah didermakan (untuk charity), ia hanya hidup dari 1% hartanya..
Kekayaan dan kebahagiaan yg sesungguh nya ada di hati bukan di harta.
Nah, berinvestasi akan mengajarkan dan membawa kita memisahkan hati dari materi dan uang. Karena uang itu tidak kita belanjakan tapi kita investasikan, ketika kita dapat uang, kita tidak menggunakannya untuk memenuhi keinginan kita karena kita investasikan.
Seakan-akan kita terus belajar dan berkata bahwa kita tidak membutuhkannya dalam memenuhi keinginan kita. Sementara itu keinginan kita pun terus kita kecil kan sampai sampai tidak lagi memerlukan banyak biaya. Maka uang yg kita miliki bisa kita investasikan dan berbagi kepada yg lemah yg kadang mereka justru menjaga diri dari meminta.
Jadi
Salah satu spirit yg muncul ketika berinvestasi adalah: Kekayaan yg sesungguh nya ada di hati bukan di harta...
No comments:
Post a Comment