Monday, 16 April 2018

Sektor yg prospektif

Secara umum biasanya ada 3 sektor industri dan bisnis yg prospektif.

1.  Consumer goods: spt industri makanan, minuman, obat-obatan, toeletris dan kebutuhan konsumen sehari-hari lainnya.

2.  Sektor infrastruktur : spt jalan, pipa gas, dll

3. Sektor jasa keuangan dan investasi: spt perbankan dan investasi.

Namun tidak semua perusahaan yg berada disektor-sektor tsb  otomatis baik untuk berinvestasi. Harus dilihat dulu kinerja keuangannya selama 5 tahun berlalu atau lebih, bgmn tim managementnya dan apakah perusahaan tsb terus mendatangkan laba yg bertumbuh dalam jangka panjang, apakah pangsa pasar dan omsetnya tumbuh dan sementara biaya dan beban perusahaan bisa turun? apakah hutang perusahaan turun dan kecil? serta apakah perusahaannya mampu melipat duakan kekayaan bersih perusahaan (ekuitas) paling lambat setiap 4 s/d 5 tahun sekali.

Saya sendiri memilih sektor jasa keuangan dan investasi.
Saat ini hanya ada satu saja perusahaan (emiten) dalam portfolio saya yaitu Saratoga.
Dan insyaallah saya menunggu yg kedua (masih dalam sektor jasa keuangan) insyaallah kalau Allah SWT mengizinkan
yaitu BRI Syariah.

Kenapa saya tidak terus fokus saja di satu perusahaan?,
Karena bagi saya harga saham Saratoga  sudah cukup naik di atas portfolio saya shg sudah malas membelinya karena sudah tidak semurah dulu (kecuali kalau harga sahamnya turun lagi scr significant),  dan juga saya ingin perusahaan yg ada dewan pengawas syariahnya supaya lebih adem dunia akherat..

Jadi insyaallah hanya ada 2 perusahaan (emiten) saja. Tidak banyak.

Demikian sedikit sharing
Semoga bermanfaat.
Dan ayo berinvestasi dan memiliki saham...

Melipatgandakan Ekuitas

Salah satu tanda-tanda perusahaan yg baik adalah yg hutangnya kecil (tidak lebih dari 0,5 terhadap ekuitasnya), dan perusahaan tsb mampu melipat duakan ekuitasnya dalam kurun waktu paling lambat setiap 4 s/d 5 tahunan.

Note:
Ekuitas adalah aset bersih dari suatu perusahaan yg sering disebut juga book value.

Ekuitas adalah jumlah aset perusahaan keseluruhan dikurangi dengan yg masih dalam bentuk pinjaman dan kewajiban.

Investasi dan padi

Orang yg baru ingat untuk mulai berinvestasi ketika ia membutuhkan uangnya, mirip dengan orang yg menanam padi ketika ia memerlukan  biji-biji padi tsb untuk memenuhi kebutuhannya. Terlambat... harusnya hanya sebagian dari biji-biji padi tsb yg dikonsumsi sedangkan sebagian lainnya adalah untuk ditanam/diinvestasikan hingga menghasilkan biji-biji padi yg baru yg lebih banyak.

Zakat saham

Setiap orang yg memperjualbelikan saham (berdagang/trading), maka ia harus mengeluarkan zakat setahun sekali yg besarnya 2,5% dari semua omzet barang dagangan (total portfolio), sekalipun dalam keadaan rugi. Karena yg mjd dasar wajib zakatnya adalah kepemilikan barang dagangan senisab bukan masalah untung atau rugi.

Sekuritas

Ada teman yang bertanya: "Bagaimana cara membeli/memiliki saham?"

Caranya sangat mudah yaitu spt di bawah ini.
Yang sulit itu adalah saham perusahaan apa yang akan dibeli dan pada harga berapa? ini yang harus dipelajari.. :-)

1. Datangi salah satu dari perusahaan sekuritas yang ada (ada lebih dari 100 perusahaan sekuritas di Indonesia), bisa datang secara fisik langsung ke kantornya atau melaui online.

2. Isi formulir pendaftaran pembuatan account saham (biasanya dibantu oleh staff dari sekuritas tsb) dan lengkapi dokumen-dokumennya spt fotokopi KTP, buku tabungan dll. Sekitar 2 sd 4 minggu kemudian maka account tsb sudah siap digunakan.

3. Transfer sejumlah uang yang akan dibelikan saham ke account tsb dan silahkan membeli saham.

Catatan:
Dari begitu banyak sekuritas yang ada, berikut beberapa yang terbaik diantaranya :
1. BNI Sekuritas
2. Indo Premier Securities
3. Mandiri Sekuritas
4. Samuel Sekuritas Indonesia
5. Daewoo Securities/PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia
6. Phillip Securities Indonesia
7. Sinarmas Sekuritas
8. Panin Sekuritas
9. CIMB Securities
10. Bahana Sekurities

Masing-masing Sekuritas menetapkan minimal saldo awal dengan jumlah yg berbeda-beda tergantung kebijakan Sekuritas masing-masing.  Dan ada juga Sekuritas yg tidak ada saldo minimalnya.

Saya menggunakan Mandiri Sekuritas.

Emas atau saham

Ada teman yang bertanya tentang investasi saham atau emas, mana yang lebih baik?

Kedua-duanya adalah baik, yang nggak baik itu adalah yang tidak berinvestasi, yang uangnya selalu habis dan tidak bisa bertahan dari keinginan sehingga sulit untuk dialokasikan ke investasi: baik investasi saham, emas atau investasi untuk akherat yaitu berbagi di jalan Allah SWT.

Investasi Emas: minimal ada 2 tipe dalam investasi ini yaitu:

1. Membeli emas untuk diperdagangkan, membelinya ketika murah dan menjualnya kembali ketika harganya naik dalam jangka pendek. Keuntungan dari tipe ini adalah tergantung dari keahlian seseorang dalam berdagang. Saya menyebut ini bukan investasi tetapi adalah berdagang emas. Resikonya adalah kerugian perdagangan.

2. Membeli emas untuk disimpan dalam jangka panjang (bisa bertahun-tahun) dan baru menjualnya kembali ketika dibutuhkan. Keuntungan dari model ini adalah bahwa nilai emas selalu stabil dan cenderung naik dari tahun ke tahun dalam jangka panjang. Resiko dari tipe ini relatif kecil karena harga emas cenderung selalu naik dalam jangka panjang mengikuti nilai inflasi asalkan membelinya ketika harga emas rendah. Keuntungan dari tipe ini adalah kenaikan nilai emas dalam jangka panjang yang biasanya tidak jauh dari nilai inflasi tsb, karena emas adalah barang yang tidak “termakan” inflasi. Nah, sebagai perbandingan dengan saham adalah kalau investasi saham, kenaikannya diatas inflasi dan bisa jauh diatas inflasi.

Ada 3 keuntungan dari investasi saham:

1. Kenaikan dan pertumbuhan modal (capital gain). Modal akan terus berkembang mengikuti pertumbuhan bisnisnya.

2. Kita akan memperoleh pembagian laba usaha yang disebut dividen.

3. Kita akan mendapatkan pertumbuhan dividen. Laba usaha yang dibagikan oleh perusahaan akan terus bertumbuh dari tahun ke tahun, semakin lama akan semakin asyik dan membesar (walau tentu kadang ada fluktuasi sesuai kondisi bisnisnya), namun secara keseluruhan (in overall) menaik asalkan perusahaan yang kita pilih bagus.

Oya, satu lagi: kalau investasi saham kita nggak ikut kerja (karena biar tim management dari perusahaan tsb dan modal yang bekerja, kemudian mendatangkan pembagian laba usaha, ini bukan riba tetapi adalah pembagian keuntungan perusahaan yang telah menjalankan bisnisnya).

Investor dan petani

Seorang investor saham sama dengan seorang petani yg memiliki sawah.

Yg menjadi pikiran utama dari si petani adalah tentang hasil panennya yg baik dan melimpah berkah. Bukan kenaikan harga lahan sawahnya. Karena kalau hasil panennya melimpah, harga sawahnya akan mengikuti.

Kalau ia sibuk memikirkan kenaikan harga sawahnya sampai mengesampingkan hasil panennya, barangkali ia adalah pedagang/makelar lahan sawah, bukan petani sejati. 

Jadi kalau seorang investor saham sibuk memikirkan kenaikan harga sahamnya maka mungkin ia seorang pedagang saham bukan investor.

Besar dan kecil

Sesuatu yg besar bisa bermula dari yg kecil.

Begitu juga dalam berinvestasi. Mulailah sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu.

Maka suatu saat akan menjadi besar juga, insyaallah.

Menebak harga saham

Saya tidak bisa menebak harga saham.

Harga saham yg sudah tinggi bisa saja akan tetap naik sedangkan harga saham yg sudah rendah juga bisa saja akan tambah turun. Harga saham tidak bisa ditebak, bisa naik dan bisa turun kapan saja tergantung ribuan sampai jutaan orang yg berada dipasar saham, dan mereka memiliki pandangan serta kepentingan yg berbeda-beda.

Ketika banyak orang yg membeli maka harga saham akan naik, sedangkan ketika banyak orang yg menjualnya maka harga saham akan turun. Harga saham bisa saja dan malah sering tidak mencerminkan dan terlepas dari kinerja usahanya.

Jadi jangan mendasarkan "nasib" kepada naik atau turunnya harga saham. Tetapi berpegang dan fokus lah pada kinerja perusahaannya.

Kalau ketika kita membeli saham diharga yg sudah murah kemudian setelah itu harganya malah tambah turun maka bergembiralah bahwa itu adalah suatu keberuntungan untuk membelinya lagi diharga yg lebih baik... kalau ada orang yg ragu untuk membeli lagi saham suatu perusahaan yg turun dari harga yg ia beli sebelumnya, bisa jadi karena ia ragu dan tidak mendalami dan tidak yakin dengan perusahaan yg ia beli..

Seorang investor menggantungkan keberhasilannya kepada kinerja yg baik dari perusahaan dari tahun ke tahun, bukan kepada harga saham. Tentang harga saham, cukuplah sekedar melihatnya supaya ketika kita membelinya diharga murah....

Sebenarnya ketika kita membeli saham dan kemudian harga saham tsb turun dan terus turun, tidaklah mengapa dan juga bukan suatu kesedihan atau kerugian, tetapi justru adalah suatu keberuntungan yg tidak hanya untuk membelinya lagi dengan harga yg lebih murah tetapi juga keuntungan kita adalah dari pembagian laba perusahaan yg naik dari tahun ke tahun dimana suatu saat pembagian laba tsb bisa melampaui harga yg kita keluarkan dahulu ketika membeli sahamnya. Itulah rahasianya kenapa seorang investor tidak pernah risau dengan turunnya harga saham. Yg akan membuat seorang investor risau justru adalah ketika harga saham naik sehingga ia tidak bisa lagi membelinya dgn harga yg murah dan hal lain yg lebih membuat seorang investor risau adalah kalau laba perusahaannya turun dalam jangka panjang dan atau kinerja perusahaannya memburuk karena dari awal salah memilih perusahaan yg ia beli sahamnya.

Seorang investor tidak ada "kepentingan" dengan PREDIKSI naik atau turunnya harga saham, itu adalah kepentingan pedagang saham. Kepentingan investor adalah pada kinerja usahanya yg bisa terus bertumbuh dan menaikkan laba usaha dan ekuitas dari tahun ke tahun. Dan ini sangat bisa diprediksi, bukan seperti harga saham yg sangat spekulatif.

Itulah makanya kalau berdagang saham itu beresiko tinggi sedangkan kalau berinvestasi dan memiliki saham dalam jangka panjang adalah hampir tanpa resiko yaitu sesuai dgn kondisi perusahaannya, bukan kondisi pasar saham.

Note:
Memprediksi harga saham adalah penuh resiko dan ketidakpastian, sedangkan memprediksi kinerja usaha suatu perusahaan adalah mudah. Salah satunya dengan menggunakan historis 5 s/d 10 tahun kebelakang. Kemudian pastikan sektor bisnisnya adalah sektor yg prospektif dan perusahaannya adalah perusahaan yg terbaik dan produktif dari segi financial..

Itulah makanya, berdagang saham itu beresiko tinggi dan sangat spekulatif. Sedangkan berinvestasi dan memiliki saham dalam jangka panjang sangat aman dan resiko nya sangat rendah...

Hal yg sulit dalam berinvestasi

Hal yg sulit ketika berinvestasi itu bukanlah mempelajari kinerja perusahaan dan membeli sahamnya. Karena selagi ada kemauan insyaallah bisa. Tetapi yg sulit dan yg sering menjadi kendala sehingga seseorang tidak bisa berinvestasi atau gagal dalam berinvestasi adalah karena masih sulit dalam mengendalikan pengelolaan keuangan keluarga. Masih sulit mengurangi keinginan dan pengeluaran, masih sulit jauh dari hutang dan meminta, suka boros dan gaya, serta sulit berbagi dan terlalu memandang materi segalanya.

Nah, dengan berinvestasi akan mengajarkan kita bahwa uang itu hanya di tangan saja dan tidak masuk ke hati.
Kenapa bisa begitu? Kadang portfolio naik tinggi ya tidak merasa kaya dan kadang juga turun rendah juga tidak merasa kehilangan.
Rasa dan hati terhadap uang sudah tidak lagi lengket,  tetapi sudah  terpisah. Bahwa bukan disitu letak dunia. Sampai-sampai Warren Buffett berkata bahwa ia hanya pandai mengumpulkan uang tetapi tidak tau dan tidak pandai membelanjakannya (lagi), hidupnya tetap saja sedehana,  baju dan mobil yg dipakai sudah lama, rumah pun biasa.  Serta 99% kekayaannya malah didermakan  (untuk charity), ia hanya hidup dari 1% hartanya..
Kekayaan dan kebahagiaan yg sesungguh nya ada di hati bukan di harta.
Nah, berinvestasi akan mengajarkan dan membawa kita memisahkan hati dari materi dan uang. Karena uang itu tidak kita belanjakan tapi kita investasikan, ketika kita dapat uang, kita tidak menggunakannya untuk memenuhi keinginan kita karena kita investasikan.
Seakan-akan kita terus belajar dan berkata bahwa kita tidak membutuhkannya dalam memenuhi keinginan kita. Sementara itu keinginan kita pun terus kita kecil kan sampai sampai tidak lagi memerlukan banyak biaya. Maka uang yg kita miliki bisa kita investasikan dan berbagi kepada yg lemah yg kadang mereka justru menjaga diri dari meminta.

Jadi
Salah satu spirit yg muncul ketika berinvestasi adalah: Kekayaan yg sesungguh nya ada di hati bukan di harta...

Greedy and fearful

Orang yg serakah akan harta (greedy)  atau terlalu takut akan kehilangan uang (fearful)  biasanya sulit berhasil dalam berinvestasi.  Karena uang dan harta terlalu lengket dihatinya dan ia ikut  terombang-ambing ketika harga saham naik turun. Ia tidak bisa tenang karena ingin cepat kaya atau terlalu takut jatuh miskin sehingga sering tidak rasional..

Bisnisnya perusahaannya dan harga sahamnya

Kesuksesan dalam berinvestasi pertama-tama terletak pada pilihan industri mana yang paling potensial tumbuh di masa depan, kemudian pada identifikasi perusahaan mana yang paling menjanjikan dalam industri tersebut. Dan untuk mendapatkan margin keuntungan yg aman, belilah sahamnya ketika murah.

Kunci kesuksesan berikutnya adalah karena sabar dan tahan untuk "tidak menjualnya".