(Berbagi cerita yang agak panjang).
Ketika mereka tau bahwa saya sedang belajar berinvestasi, ada beberapa orang teman (termasuk kakak dan kakak ipar saya sendiri) singkat cerita bertanya kepada saya tentang perusahaan apa saja yang saya beli sahamnnya. (untung pertanyaannya bukan saham perusahaan apa saja yang saya jual?, karena prinsip investasi saya adalah saham yang sudah saya beli tidak untuk dijual lagi, he..he..he...paling tidak untuk 5-10 tahun ke depan, nah saat ini saya masih di tahun ke 2). Jawaban saya ketika itu adalah : Sebagaimana yang kita ketahui bahwa utamanya investasi itu bukan terletak pada duit, keuntungan, saham dan proses beli atau jual. Namun utamanya adalah tentang hidup tanpa banyak gaya yaitu sederhana, sabar, rasional, suka membaca dan suka berbagi, kemudian terletak pada belajar dan mencari tahu secara komprehensif perusahaan yang akan kita beli sahamnya. Sedangkan jalan pintas untuk menyarankan/rekomendasi saham yang mau dibeli atau dijual adalah sangat tidak lazim dan sangat dihindari dalam prinsip berinvestasi saham, namun difocuskan kepada mempelajari 3 hal yaitu : sektor industri yang prospektif untuk jangka panjang itu apa?, perusahaan yang terbaik yang paling menjanjikan di sektor tsb apa? dan apa saja indikatornya?, dan hitunglah berapa harga saham wajarnya untuk dibeli, yang hanya dibeli ketika murah. Intinya adalah jangan "membeli kucing dalam karung" (membeli tanpa mempelajari apa yang akan dibeli). Sekalipun ada orang yang memberikan rekomendasi saham yang akan dibeli, sebaiknya jangan percaya sebelum benar-benar dipelajari dan mencari tau sendiri kondisi perusahaannya terutama kinerja keuangan dan managementnya. Apalagi saya yang baru pemula ini, wah jangan dipercaya dulu sebelum belajar sendiri. Namun kalaupun sahabat tetap mau tau perusahaan yang ada dalam portofolio saya ya nggak apa-apa juga sih, tidak ada yang dirahasiakan (karena kita sama-sama belajar), asalkan tidak langsung meyakininya bahwa itu sudah yang terbaik dalam berinvestasi: iya kalau benar?, kalau salah bagaimana? , mohon saya diberi feedback ya. (walau tidak dijamin sudah yang terbaik, karena saya juga masih pemula maka masih sangat mungkin salah, he..he..he..).
Dalam portofolio saya ada 7 perusahaan seperti di bawah ini dan harga saham terendahnya yang pernah saya beli per lembar sahamnya adalah sbb :
1. INDF (Indofood), di harga Rp 6.400,-
2. PGAS (Perusahaan Gas Negara), di harga Rp 3.900-an
3. INTP (Indocement /Tigaroda), di harga Rp 20.000-an
4. SMGR (Semen Gresik / Semen Indonesia), di harga Rp 12.900-an
5. UNTR (United Tractor), di harga Rp 16.900-an.
6. KLBF (Kalbe Farma), di harga Rp 1.640-an (yang ini menurut saya masih sangat mahal)
7. SMCB (Holcim), di harga Rp 1.470-an. (perusahaan ini menurut saya kinerja keuangannya nggak bagus).
Kalau dilihat pertumbuhan modal (capital gain-nya) dalam setahun terakhir (dengan harga saham dari ke tujuh perusahaan di atas saat ini), ya Alhamdulillah sudah bisa melebihi dari penerimaan gaji saya selama setahun ketika masih bekerja dulu, namun perlu diingat bahwa capital gain itu dalam kacamata saya tidak bisa diuangkan/tidak untuk dijual, jadi ya hanya diliihat saja dan hanya sekedar tulisan dalam account saya yang sewaktu-waktu bisa turun dan bisa saja kembali nol :-). Kalau dijual artinya adalah mengurangi kepemilikan saya pada perusahaan tsb, ini yang saya tidak mau, karena yang sudah saya beli adalah untuk anak-anak saya kelak mereka dewasa (kalaupun ada teknik re-balancing portofolio, harus dilakukan dengan sangat hati-hati). Dan lagi pula yang namanya pertumbuhan kapital ya akan terus berfluktuasi, hari ini tinggi maka besok bisa turun, karena harga saham itu kalau nggak naik ya turun, jadi jangan mengganggap keuntungan dan meletakkan harapan pada naik/turun harga saham, saya tidak pernah menganggap capital gain itu adalah uang saya atau hak saya karena selama tidak diuangkan bentuknya tetap saja hanya lembaran saham, yang menjadi hak saya cukup dividen-nya saja, itupun sebagiannya akan dibelikan kembali ke saham. Target saya untuk pertumbuhan kapital adalah hanya sekedar menutupi nilai inflasi yaitu sekitar 8 - 9% per tahun (supaya nilai uangnya tidak sampai turun). Saran saya jangan terpancing dengan naik atau turunnya harga saham, itu sangat menggoda dan menjerumuskan. Berinvestasi bukanlah mencari keuntungan dari selisih harga naik dan harga turun, itu sih menurut saya lebih tepatnya disebut berspekulasi.
Sedikit cerita tambahan, bahwa kakak dan kakak ipar saya sendiri pernah bertanya ingin belajar tentang investasi, nah ketika sampai pada penjelasan bahwa modal awal itu bisa tumbuh dan juga bisa turun, dia bilang.. ini dia, katanya dia nggak akan kuat, karena kalau sudah tumbuh sampai 20% saja dia tidak akan tahan untuk tidak meng-uangkannya, he..he..he... Saya nggak tahan menahan tawa. Ini yang saya bertolak belakang dengan kakak saya itu dan itulah juga makanya dia belum juga berani memulai berinvestasi di saham karena nggak akan tahan melihat kenaikan atau turunnya portofolionya..he..he..he.. Dan juga pola hidup sederhana..he..he..he...Bagi saya, investasi itu benar-benar adalah hidup tanpa banyak gaya, yang tercermin dalam 5 sifat-sifat-nya yaitu kembali lagi kepada, : 1. Hidup sederhana, 2. Sabar, 3. Rasional, 4. Suka membaca dan 5. Mudah berbagi. Kemudian saya katakan kepada kakak-kakak saya itu bahwa, aspek psikologi terhadap uang akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinvestasi yaitu hasrat dan keinginan cepat kaya (greedy) dan atau takut yang berlebihan terhadap uang (fearfull, takut kehilangan) adalah tandanya kita memiliki ikatan perasaan dan emosi yang terlalu kuat terhadap uang sehingga ketika portofolio kita naik atau turun, maka hati kita juga akan berdebar-debar naik atau turun, itu barangkali yang membuat kita jadi tidak tenang,, he..he..he.., mungkin saya salah. Wallahu a'lam. Maaf beribu-ribu maaf kalau saya lancang dan salah dalam berkata-kata, ini hanya sekedar sharing dan semoga bermanfaat bagi sahabat yang mau mengambil pelajaran.
Sebelum memulai berinvestasi, ada baiknya lihat kembali perencanaan keuangan keluarga kita, seperti memilih hidup sederhana dengan hanya memenuhi kebutuhan saja secara wajar dan mengurangi pengeluaran untuk memenuhi keinginan (keinginan ini yang biasanya mahal), membebaskan diri dari berhutang, suka membaca dan mudah berbagi, serta tidak sampai lebih besar pasak dari pada tiang (artinya pengeluaran harus lebih kecil di bawah pendapatan). Salam
No comments:
Post a Comment