Monday, 27 April 2015

Masih punya hati yang mulia

Beberapa waktu yang lalu, Istri saya belanja bawang prei pada seorang penjual sayur keliling yang lewat di depan rumah.
Ketika Istri saya bertanya "ada berapa ikat bawang prei-nya Pak?".
Si penjual sayur menjawab "...sekian ikat Bu".
"Ya sudah saya ambil (beli) saja semuanya" lanjut istri saya.
"...hhmmm..." si tukang sayur terdiam agak lama, melongo dan terlihat memikirkan sesuatu.
Kemudian istri saya bertanya heran "lho kenapa Pak..? "
Beberapa saat kemudian ia menjawab "kalau Ibu beli semua saya kasihan sama Ibu-Ibu yang lain, karena saya belum berkeliling kepada semua perumahan yang biasanya saya kunjungi, nanti kalau ada yang butuh khan kasihan kalau bawangnya nggak ada...."
Sekarang Istri saya yang melongo " ooo,, begitu. .ya,..iya..iya. Ya sudah saya beli sebagiannya saja"...
Salam

Kesempatan yang sudah ditunggu-tunggu

Jangan pernah meletakkan nasib pada naik turunnya harga saham, karena dari waktu ke waktu harga saham itu kalau nggak naik ya turun. Nggak mau khan kalau nasib kita juga naik turun.he..he..he.. Cuma kalau harga saham lagi turun dan sudah murah, nah itulah kesempatan terbaik untuk membeli saham perusahaan bagus yang sudah ditunggu-tunggu. Salam

Belilah hanya ketika murah

Harga saham yang lagi naik bukan berarti mahal dan begitu juga kalau harga saham lagi turun belum tentu murah. Bandingkan dengan nilai intinsik perusahaannya (terutama nilai bukunya / book value). Dan belilah saham perusahaan bagus ketika murah. Salam

Sebelum terlambat

Berinvestasilah ketika masih punya gaji (masih bekerja), karena kalau sudah "kepepet butuh duit" baru ingat berinvestasi menurut saya sudah terlambat. Salam

Tidak perlu sedih dan juga tidak perlu sombong

Salah satu pelajaran berharga dari berinvestasi saham adalah "ketika jatuh miskin (baca: harga saham lagi anjlok dan portofolio lagi jelek) tidak perlu terlalu bersedih, dan begitu juga sebaliknya, ketika lagi banyak duit (baca: harga saham lagi naik) juga tidak perlu sombong". Santai saja, karena dividen dibagikan terhadap per lembar saham, tidak pernah terhadap per harga saham. He..he..he... Salam

Thursday, 16 April 2015

Menghabiskan uang itu gampang

...Uang itu,  kalau mau dibelanjakan/dihabiskan mudah kok ya, sebentar juga habis...
Andaikan sahabat memiliki uang Rp 50-an milyar pun, kalau mau dibelanjakan "hanya" dapat 1 unit mobil (Lamborghini Veneno seharga Rp 51.3 milyar). Coba kalau di investasikan ke suatu perusahaan yang bagus, sahabat bisa mendapatkan dividennya saja sekitar Rp 1 - 1.5 milyar per tahun (tanpa menghitung pertumbuhan modalnya). Milih mana ya. (menghayal tingkat tinggi he..he..he..). Salam
Note:
Yang susah itu adalah menahan keinginan, menyimpan uangnya dan menginvestasikannya. Bagaimana pendapat sahabat.

Wednesday, 15 April 2015

Hemat.. Namun Mudah Berbagi

...Hemat/tidak suka boros, namun mudah berbagi... (salah satu karakter seorang investor)
Sekitar tahun 1997-an ketika saya masih bekerja dahulu, di departemen kami ada seorang Mentor (ekspatriat warga negara Amerika). Dengan latar belakang pendidikan seorang Doktor, pengalaman yang luas dan tugasnya yang cukup penting di perusahaan tentu sudah sewajarnya ia mendapatkan kompensasi yang sepadan, ditambah dengan apartemen, mobil, sopir dan lain-lain. Ia suka berbagi kepada kami, baik pengetahuan maupun materi. Ia beberapa kali mengajak saya berlibur ke tempat-tempat wisata di luar kota ketika di akhir minggu (tentu saja semua biaya penginapan, makan dan lain-lain, ia yang membayarnya) Selama liburan itupun banyak pengetahuan bagus yang ia bagi walau tidak semuanya saya bisa memahaminya dengan baik apalagi melaksanakannya. Ketika saya sakit dan setelah dirawat di rumah sakit, dia yang menjemput dan yang mengantar saya pulang bersama sopirnya, dan sampai ketika saya menikahpun ia juga memberikan sebuah amplop/angpao (ssttttt rahasia ya, isinya lumayan lho), dan ia juga sering mengajak kami makan malam bersama disuatu restoran di dalam kota (tentu ia juga yang bayarin semua). Dia juga yang ngajarin kami memukul bola golf (seperti biasa : biaya lapangan dan tongkat golf-nya dia juga yang bayarin he..he..he..). Walau orang yang berada, ia dan istrinya tetap tampil dan berpakaian secara sederhana dan bersahaja. Nah.. berkaitan dengan beliau, ada 2 hal pelajaran kecil yang sangat berharga yang masih saya ingat dan saya mau berbagi kepada sahabat sekalian :
1. Di akhir makan malam bersama, biasanya ia berkata "apakah ada yang mau menghabiskan makanan yang masih ada ini?, kalau tidak, biar saya yang menghabiskannya" ucap beliau memberi tanda bahwa jangan menyia-nyiakan makanan. Tentu kami malu tidak mengabiskan menu makanan yang sudah kami pesan sendiri.
2. Suatu kali ketika saya ikut bersama dia dengan mobilnya, saya melihat sendiri sang sopir membeli makanan dan kemudian ketika si sopir belum menghabiskan makanan tsb ia membuangnya, maka langsung dia menghampiri sopirnya dan berkata "anda tidaklah lebih kaya dari saya, tetapi saya tidak pernah membuang-buang makanan seperti itu..!

Bagaimana menurut sahabat?

Tuesday, 14 April 2015

Kebutuhan vs Keinginan, dan piilihan hidup seorang investor

Diskusi yuk, tentang kebutuhan dan keinginan.
....menurut saya kebutuhan adalah pemenuhan secara wajar terhadap 5 hal yaitu : pendidikan, kesehatan, keselamatan, investasi dan ibadah (termasuk berbagi/sosial). Sedangkan selebihnya adalah keinginan....
Bagaimana menurut anda?
Pengeluaran mana yang lebih besar, untuk kebutuhan atau keinginan?
Salam

Inflasi lebih besar dari pada imbal hasil tabungan

Jangan Menabung...!
Karena imbal hasil dari tabungan biasanya jauh di bawah besaran inflasi. Berarti nilai tukar (terhadap barang / kemampuan beli) dari uang kita akan terus berkurang dari tahun ke tahun, walaupun nominalnya terlihat bertambah.

Carilah investasi yang memberikan imbal hasil sama atau lebih besar dari pada nilai inflasi. Namun berhati-hatilah dengan investasi yang menjanjikan imbal hasil yang terlalu besar, karena biasanya tidak rasional dan cendrung penipuan.
Salam

Gaya hidup itu pilihan

Mana yang lebih menenangkan?
1. Kemampuan Kijang, belinya Xenia.
2. Kemampuan Xenia, belinya Kijang.
.
.
.
.
.
.
.
.
gaya hidup itu pilihan.

Mempertahankan gaya hidup itu mahal

Satu gelas es teh harganya Rp 3.000,- tetapi kalau Ice Tea harganya bisa Rp 12.000,-
Apa yang membuatnya berbeda?
.
.
.
.
.
gaya hidup / lifestyle

Wednesday, 8 April 2015

Spekulasi dan rugi vs Investasi dan financial planning

Kalau saja investasi saham itu hanyalah masalah membeli/menjual  saham, tentu tidak akan menarik. Karena beberapa orang yang saya saksikan sendiri yang berspekulasi dan tebak-tebakan harga berakhir dengan rugi. Tetapi setelah saya mendapatkan sharing dari seorang sahabat saya, ternyata porsi utama dari ivestasi itu adalah tentang perencanaan keuangan pribadi dan keluarga, psikologi uang (tidak  takut/fearfull dan tidak serakah/greedy tetapi adalah hati-hati) dan gaya hidup yaitu diantaranya : memilih hidup sederhana (zuhud), rasional (termasuk dalam melihat managementnya dan menganalisa nilai bisnis dari suatu perusahaan sehingga tidak asal beli), sabar menunggu dan memberikan waktu kepada perusahaannya untuk berkembang, rajin membaca dan mudah berbagi. Itulah hal yg menyenangkan dalam berinvestasi. Salam

Friday, 3 April 2015

Portfolio re-balancing

....Karena saya masih pemula dalam investasi saham (masih kurang dari 2 tahun) dan belum sampai 5 s/d 10 tahun. Saat ini ilmu saya baru hanya pandai membeli saham (itupun masih perlu terus belajar), namun saya tidak pandai menjualnya. (Buy and hold).
Memang sih, kalau saya nggak salah nangkap, Pak Yossy Andrew Girsang pernah menjelaskan bahwa suatu saat kalau harga saham yang kita miliki sudah sangat-sangat tinggi melebihi nilai wajarnya (emotionally very high), maka kita bisa melakukan yg namanya portfolio re-balancing, yaitu menjual sebagian kecil (sekitar 5 - 10) dari portfolio tsb (itupun dilakukan secara berahap ketika harga saham tsb terus meninggi) untuk dijadikan standby cash. Namun jangan sampai tergiur menjualnya lebih dari itu karena kepemilikan saham harus tetap dipertahankan. Hati-hati jangan sampai terjebak dgn sifat greedy.
Saya menganggap ilmu tsb adalah tingkat advanced dan saya belum sampai ke sana. Mungkin nanti setelah 5 - 10 tahun lagi. (mohon maaf Pak Yossy kalau saya salah nangkap).
Salam

Hidup itu tidak mahal

Ternyata biaya hidup itu nggak mahal kok ya. (Udara masih gratis, he..he..he..).
Porsi terbesar dalam pengeluaran saya adalah biaya pendidikan anak-anak (baik yang formal maupun yang informal), sisanya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berbagi.

Seandainya

...Sebuah Umpama... (hanya berandai-andai)
Bila seandainya anda memiliki uang Rp 5 milyar, kira-kira apa yang akan anda lakukan dengan uang tsb.
1. Kalau mau dihabiskan seketika sangat bisa yaitu dengan dibelikan saja sebuah rumah atau mobil mewah, semua uang itu bisa langsung habis dan malah bisa tidak mencukupi. Kemudian setelah itu anda pun masih perlu untuk membiayai operasional dan perawatannya. Kedua-duanya akan membebani anda (liabilities).
2. Kalau yang dipilih adalah mau diinvestasikan ke saham yang baik, anda akan menerima bagi hasil keuntungan usahanya sekitar Rp 125 juta per tahun (dividen 2,5%), dan selain itu, juga ada kenaikan dari kekayaan anda tadi sekitar Rp 750 juta per tahun (capital gain 15%) sesuai pertumbuhan usaha dan harga sahamnya. Tetapi anda mungkin tidak punya rumah dan mobil mewah, mungkin hidup tetap secara sederhana apa adanya anda sekarang ini. Yang mana yang akan anda pilih?  Eh, jangan lupa keluarkan zakatnya ya dan bagi-bagi ya, he..he..he.., cuma bercanda, jangan serius amat :-), tapi tetaplah terus berinvestasi...
Itulah ilustrasi investasi, (hanya ilustrasi saja lho ya).

Hanya membutuhkan satu persiapan

2 kemungkinan dengan 1 persiapan
...dalam berinvestasi saham, ketika saham suatu perusahaan sudah dibeli (walau sudah diperhitungkan termasuk pada harga yang murah bila dibandingkan dengan nilai bisnisnya), tetap saja ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi setelah itu yaitu harga saham itu naik atau malah turun. Tidak perlu ada persiapan apapun yang harus anda lakukan ketika harganya naik (anda cukup berdiam diri saja dan silahkan mengerjakan aktivitas lain kesukaan anda), namun hanya perlu satu persiapan saja yang harus anda lakukan yaitu ketika harga saham itu turun, bersiaplah untuk membelinya lagi dan membelinya lagi dengan harga yang lebih murah, terus beli secara bertahap ketika harga sahamnya terus turun dan baru kemudian anda beristirahat ketika harga sahamnya sudah mulai naik kembali. Itu saja. Sederhana khan. Salam
Note:
Pastikan bahwa perusahaan yang anda beli adalah perusahaan terbaik yang cukup menjanjikan dalam jangka panjang, kuat dari terpaan krisis dan situasi terburuk sekalipun, hanya sedikit hutang, kinerja keuanganya baik, usahanya bertumbuh secara produktif dan assetnya cukup besar.

Sama-sama belajar, saling sharing dan berbagi ilmu

Utamanya account facebook dan blog saya adalah untuk sharing 3 hal : 1). Ngaji (mempelajari agama melalui kitab sucinya), 2). Belajar investasi (khususnya investasi saham secara syariah), dan 3). Berbagi informasi tentang kesehatan. Kalau sekiranya ada sahabat FB yang ingin berdiskusi, saling belajar dan berbagi akan topik-topik di atas, silahkan dan dengan senang hati, dan free karena bisa dilakukan di ruang pertemuan perpustakaan yang juga free, he..he..he. :-), semoga topik-topik diatas menjadi amal baik yang bisa saya lakukan kepada sesama. Saya tidak mengharap balasan dari sesama, namun saya hanya berharap balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin dan Salam

Dividen 2% dan pertumbuhan capital 20% per tahun

Bagi saya, kalau mendapatkan dividen 3% itu sudah cukup tinggi karena ekspektasi saya dari dividen adalah cukup 2% saja, sedangkan pertumbuhan modal awal (capital)-nya cukup sekedar di atas inflasi (sekitar 10% supaya nilai uangnya tidak turun), namun biasanya pertumbuhan capital itu adalah sekitar 15 - 20% per tahun. Toh, saya nggak ikut kerja, nggak ikut mikir, nggak nyusun objective dan strategi dan juga tidak melakukan evaluasi serta people development, etc. (tapi cukup dengan melakukan sedikit analisa nilai bisnisnya, mempelajari managementnya dan mempelajari prospek jangka panjangnya), masak iya ingin keuntungan yang lebih tinggi dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaannya sendiri. Contohnya Indofood, pertumbuhan perusahaannya sekitar 17% per tahun, masak kita yang tidak ikut kerja ini trus menginginkan keuntungan yang lebih dari itu, rasanya kok kurang pas ya (takut nanti disebut serakah, he..he..he..). Toh yang juga penting adalah investasi itu bisa di wariskan / dihadiahkan kepada anak-anak kelak mereka dewasa. Salam
Catatan :
Ada lho perusahaan yang dividen-nya lebih dari 3% dan bisa juga sampai 4% per tahun terhadap harga sahamnya dengan pertumbuhan harga sahamnya lebih dari 20% per tahun.

Hadiah terbaik buat anak si buah hati

...Sayang Kepada Anak...
Kalau mau memberi hadiah untuk anak (misalnya ketika mereka ulang tahun) sebaiknya bukan gadget baru atau barang konsumtif lainnya, ada baiknya coba berikan hadiah yang berbeda yaitu saham sebagai investasi dan simpan sampai mereka kelak dewasa. Salam

Psikologi uang dan perilaku investasi

Menurut saya hal yang sulit dalam berinvestasi itu bukan aspek teknis dan cara menganalisa bisnis/perusahaannya, tetapi adalah aspek psikologi uang dan perilaku investasinya. Keduanya sangat dipengaruhi oleh level gaya hidup yang harus dipertahankan dan pandangan seseorang terhadap uang. Semakin sensitif seseorang terhadap uang (melihat sesuatu dan orang lain dari hartanya dan uang adalah "segalanya") maka akan semakin mudah diombang-ambingkan oleh pasar saham, dan sebaliknya bagi yang memandang uang sekedar pelengkap dan penunjang hidup, insyaallah akan lebih tenang, sabar dan rasional. Salam

Thursday, 2 April 2015

Berivestasi saham secara halal

Berbagi tips investasi syariah cara saya (menurut saya), cara-cara berinvestasi saham secara syariah paling tidak adalah sbb:
1. Lakukan dengan cara-cara syariah yaitu tidak spekulasi dan tebak harga, tetapi adalah untuk tujuan berinvestasi (sebenarnya dalam kata investasi itu sendiri mengandung makna jangka panjang).
2. Pilihlah bisnis/perusahaan yang syar'i, hindari perusahaan yang membuat, mendistribusikan dan swalayan yang menjual makanan/minuman yang haram/memabukkan, hindari perusahaan penerbangan yang di kelas bisnisnya menjual minuman yang memabukkan, hindari perusahaan yang membangun tempat-tempat syirik, hindari perusahaan yang menerapkan bunga tetap, hindari perusahaan yang memiliki unit financing yang belum syariah, hindari perusahaan yang melakukan pengrusakan alam secara berlebihan.
3. Pilih perusahaan yang halal dan bermanfaat untuk kebaikan orang banyak.
Catatan :
Secara feasibility, pilihlah sektor yang prospektif dan perusahaan terbaik dengan asset yang besar (misalnya minimal 40 T), dan belilah sahamnya ketika murah.
Salam

Halal dan Haram dalam jual beli, pinjam meminjam dan investasi saham

Jual Beli Syariah dan Investasi Syariah
Hasil penelitian seorang Mahasiswa S-3 dari UIN (Universitas Islam Negeri) dalam menyelesaikan disertasinya tentang transaksi jual beli pada suatu pasar buah tradisional di suatu kota cukup mengagetkan, bahwa sekitar 99% adalah tidak syariah (baca: tidak sah dan tidak hahal). Kenapa?, karena seperti yang kita tau bahwa dalam menjual suatu barang (termasuk buah-buahan), si penjual harus memberitahukan (men-disclose) apa-apa saja hal baik dan hal-hal buruk/kekurangan dari barang yang akan dijual kepada si pembeli yang kemudian keduabelah pihak merasa ridho/acceptable (tidak ada yang dikecewakan) sebelum transaksi dilakukan dan ini adalah syarat sah-nya suatu jual beli yang halal. Nah, di pasar buah tsb supaya dagangannya laku maka (mungkin dengan sengaja) buah yang kondisinya kurang baik "disembunyikan"di bagian bawah kemasan sedangkan yang dibagian atasnya adalah buah yang terlihat bagus-bagus saja. Begitulah suatu transaksi muamalah, sesuatu yang semestinya halal bisa menjadi haram.  Contoh kedua adalah tentang pinjam-meminjam, kalau dilakukan dengan bunga/riba tentu haram, namun kalau tanpa bunga (misalnya bagi hasil usaha) maka akan menjadi halal dan malah dapat pahala.
Sebagaimana proses jual beli di atas, begitu juga dengan pasar saham. Janganlah melakukan spekulasi dan tebak harga, namun sebaiknya adalah berinvestasilah dalam jangka panjang minimal 5 - 10 tahun, pelajari dulu apa yang akan dibeli dan tau kondisi bisnis/perusahaan yang akan dibeli (sahamnya). Saya jadi teringat dengan apa yang dikatakan Warren Buffett tentang investasi bahwa "bila anda membeli saham dan kemudian anda menjualnya kembali dalam waktu kurang dari 5 tahun, saya kawatir "you do not know what you are doing", dan mungkin anda bukan sedang beninvestasi"..
Salam dan maaf kalau ada yang salah dan kurang pas.
Saya juga masih sedang belajar dan terus belajar, masih belepotan, he..he..he..:-)
Hanya sekedar saling ingat-mengingatkan kepada hal yang baik dan semoga menjadi amal baik. Amin.
Tapi jangan lupa berinvestasi ya, mulai lah segera.